Benarkah yang Dilakukan Ferdy Sambo untuk Menegakkan Siri Na Pacce? Harga Diri Dibayar dengan Nyawa

- 19 Agustus 2022, 17:46 WIB
Benarkah yang Dilakukan Ferdy Sambo untuk Menegakkan Siri Na Pace? Harga Diri Dibayar dengan Nyawa
Benarkah yang Dilakukan Ferdy Sambo untuk Menegakkan Siri Na Pace? Harga Diri Dibayar dengan Nyawa /Dok. Propam Riau/edit Teras Gorontalo

Setidaknya ada 8 suku yang berasal dari Sulawesi Selatan yakni ada Suku Bugis, Suku Makassar, Suku Mandar, Suku Toraja, Suku Duri, Suku Luwu, Suku Konjo Pegunungan, dan Suku Konjo Pasir.

Lalu apa yang dimaksud dengan Siri Na Pacce?

Dilansir TerasGorontalo.com dari kotaku.pu.go.id, berikut penjelasan tengan Siri Na Pacce oleh Muh. Darwis, Sub TA Monev, OSP 8 Provinsi Sulawesi.

Kata Siri’, dalam bahasa Makassar atau Bugis, bermakna “malu”. Sedangkan Pacce (Bugis: Pesse) dapat berarti “tidak tega” atau “kasihan” atau “iba”. Struktur Siri’ dalam Budaya Bugis atau Makassar mempunyai empat kategori, yaitu (1) Siri’ Ripakasiri’, (2) Siri’ Mappakasiri’siri’, (3) Siri’ Tappela’ Siri (Bugis: Teddeng Siri’), dan (4) Siri’ Mate Siri’.

Kemudian, guna melengkapi keempat struktur Siri’ tersebut maka Pacce atau Pesse menduduki satu tempat, sehingga membentuk suatu budaya (karakter) yang dikenal dengan sebutan Siri’ Na Pacce.

Baca Juga: Heboh, Putri Candrawati Tersangka Kasus Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak Siap Adopsi Empat Anak Ferdy Sambo

Siri’ Ripakasiri’

Adalah Siri’ yang berhubungan dengan harga diri pribadi, serta harga diri atau harkat dan martabat keluarga. Siri’ jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk dilanggar karena taruhannya adalah nyawa.

Sebagai contoh dalam hal ini adalah membawa lari seorang gadis (kawin lari). Maka, pelaku kawin lari, baik laki-laki maupun perempuan, harus dibunuh, terutama oleh pihak keluarga perempuan (gadis yang dibawa lari) karena telah membuat malu keluarga.

Contoh lainnya adalah kasus kekerasan, seperti penganiayaan atau pembunuhan dimana pihak atau keluarga korban yang merasa terlanggar harga dirinya (Siri’na) wajib untuk menegakkannya kembali, kendati ia harus membunuh atau terbunuh. Utang darah harus dibalas dengan darah, utang nyawa harus dibalas dengan nyawa.

Halaman:

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x