Isu LGBT Ferdy Sambo dari Hasil Autopsi Jasad Brigadir J Kian Menguat, Refly Harun Sebut Ada Paksaan

- 22 Agustus 2022, 20:46 WIB
Isu LGBT Ferdy Sambo dari Hasil Autopsi Jasad Brigadir J Kian Menguat, Refly Harun Sebut Ada Paksaan.
Isu LGBT Ferdy Sambo dari Hasil Autopsi Jasad Brigadir J Kian Menguat, Refly Harun Sebut Ada Paksaan. /Pikiran Rakyat

TERAS GORONTALO - Pihak keluarga Brigadir J minta agar bagian—maaf—dubur dan kelamin Nofriyansyah Yosua Hutabarat untuk dilakukan autopsi.

Alasan pihak keluarga Brigadir J meminta autopsi ini, menyusul isu mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo yang masuk dalam golongan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau LGBT.

Dengan adanya autopsi pada jasad Brigadir J, pihak keluarga berharap akan menguak kebenaran soal isu Irjen Pol Ferdy Sambo yang masuk dalam golongan LGBT.

Seperti yang dilansir Teras Gorontalo dari Seputar Tangsel dalam artikel berjudul "Hasil Autopsi Dubur Brigadir J Memperkuat Motif LGBT Ferdy Sambo, Refly Harun: Bisa Saja Yosua Dipaksa" pada Senin 22 Agustus 2022.

Baca Juga: Inilah Potret 10 Polwan Berparas Cantik di Institusi Kepolisian, Nomor 1 Ada AKP Rita Yuliana

Tak sedikit yang mengaitkan pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut motif pembunuhan Brigadir J menjijikan dan sensitif dengan kabar Ferdy Sambo seorang biseksual.

Beredarnya kabar autopsi dubur tersebut dinilai memperkuat motif Ferdy Sambo sebagai seorang biseksual.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan Brigadir J adalah seorang yang memiliki orientasi seksual yang normal.

Menurut Refly Harun, hal tersebut dibuktikan dengan kabar bahwa Brigadir J sangat mencitai kekasihnya, Vera Simanjuntak.

Baca Juga: Mengejutkan Ini Yang Ditemukan dari Hasil Autopsi Kedua Jenazah Brigadir J

"Yosua ini adalah seorang yang normal, dia sangat mencintai pacarnya," kata Refly Harun.

Mantan Komisaris Utama PT Pelindo I itu mempertanyakan mengenai keterlibatan Brigadir J dengan Ferdy Sambo yang dituding biseksual.

Menurut Refly, ada kemungkinan Brigadir J dipaksa.

Hal ini dikarenakan Yosua merupakan bawahan dari Ferdy Sambo.

Baca Juga: Mata Najwa : Puzzle Peristiwa Pembunuhan Berencana Brigadir J, Ditembak dari Jarak 16 cm

"Kemudian, kenapa dia terlibat misalnya dengan Ferdy Sambo? Kita tidak tahu ini isu yang berkembang. Ya, bisa saja sebagai bawahan dipaksa," ucapnya.

"Lalu, pertanyaannya adalah kenapa dia juga terlibat dengan PC? Seandainya itu benar juga. Mungkin sebagai bawahan dia juga dipaksa," sambungnya.

Lebih lanjut, Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan Brigadir J yang normal akhirnya membuatnya lebih memilih Putri Candrawathi dibandingkan dengan Ferdy Sambo.

Hal tersebut diduga menjadi pemicu marahnya Ferdy Sambo bila dikaitkan dengan isu LGBT.

Baca Juga: Hasil Otopsi Ulang Brigadir J, Akhirnya Terungkap Luka Fatal yang Buat Tewas Ajudan Ferdy Sambo

"Dalam konteks ini, kenormalannya akhirnya membuat dia lebih memilih ke sana," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menilai pernyataan Mahfud MD seakan membenarkan isu LGBT Ferdy Sambo.

Mahfud MD diketahui mengatakan bahwa motif pembunuhan Brigadir J menjijikan, sehingga hanya bisa dikonsumsi untuk orang dewasa.

Sugeng menilai kata menjijikan yang dimaksud Mahfud MD bukan berkaitan dengan isu perselingkuhan, melainkan adanya kemungkinan motif LGBT.*(Acep Saripudin/Seputar Tangsel)

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah