Inilah Sosok Uju Anya, Orang Berpengaruh yang Berani Hina Ratu Elizabeth II Sebelum Meninggal

- 9 September 2022, 22:00 WIB
Uju Anya
Uju Anya /Twitter @Ebiowei_KO

TERAS GORONTALO – Uju Anya menghina Ratu Elizabeth II menjelang kematian sang Ratu, hal ini menandakan bahwa tidak semua orang bersedih atas kematiannya.

Kecuali Uju Anya, saat banyak orang di seluruh dunia tengah memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II setelah kematiannya.

Melalui akun Twitter, Uju Anya mengunggah sebuah ucapan yang dianggap tidak pantas kepada Ratu Elizabeth II sebelum sang Ratu meninggal.

Pihak Twitter kemudian telah menghapus tweet dari Uju Anya tersebut karena unggahannya itu menuai kemarahan public salah satunya Jeff Bezos.

Baca Juga: Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik: Kelompok Ferdy Sambo Ibarat Tumor di Institusi Polri

Uju Anya sendiri oleh profesor Universitas Carnegie Mellon, di akhir twett-nya ia menulis 'Semoga rasa sakitnya (Ratu Elizabeth)...........'.

Jeff Bezos dari Amazon juga menanggapi twett dari Uju Anya itu dengan marah.

Jeff Bezos sendiri sangat menyayangkan apa yang diperbuat Uju Anya, sebab menurutnya Anya adalah seseorang yang seharusnya bekerja untuk membuat dunia lebih baik.

Menaggapi pesan yang dilontarkan Uju Anya di public melalui jejaring Twitter itu, pihak Humas Universitas Carnegie Mellon pun angkat bicara.

Baca Juga: Peran Fadil Imran Masih Tertutup Rapat, Polri Hanya Klarifikasi 2 Kapolda di Kasus Brigadir J: Sampai saat....

"Kami tidak memaafkan pesan ofensif dan tidak menyenangkan yang diposting oleh Uju Anya hari ini di akun media sosial pribadinya. Kebebasan berekspresi adalah inti dari misi pendidikan tinggi, namun pandangan yang dia bagikan sama sekali tidak mewakili nilai-nilai institusi, atau standar wacana yang ingin kami kembangkan," ucap bagian Humas Universitas Carnegie Mellon, seperti dikutip dari YahooNews pada 9 Septermber 2022.

Meski pihak Twitter telah menghapus twett dari Anya, namun akunnya masih aktif hingga saat ini, setelah itu Anya juga kembali mengunggah kata-kata yang membuat public geleng-geleng.

Pasalnya Uju Anya merupakan seorang yang berpengaruh dan banyak dikenal serta memiliki tingkat Pendidikan yang tinggi, Anya adalah seorang Profesor.

"Jika ada yang mengharapkan saya untuk mengungkapkan apa pun selain penghinaan terhadap raja yang mengawasi pemerintah yang mensponsori genosida yang membantai dan menggusur setengah keluarga saya dan konsekuensinya yang masih dilakukan oleh mereka yang hidup hari ini untuk mengatasinya, Anda dapat terus berharap pada bintang," tulis Anya lagi.

Baca Juga: Jadikan Anak Tameng, Agi Betha Sebut Putri Candrawathi Tidak Pernah Hamil tapi Punya Bayi, Polisi Kena Prank?

Unggahan tersebut juga mendapat banyak tanggapan, salah satunya seorang pengguna Twitter ada yang menulis.

"Postingan semacam ini tidak diharapkan dari orang yang setingkat Anda. Ini bukan apa yang Anda katakan bahkan kepada musuh terburuk Anda, "jawabnya," tulisnya menanggapi.
Namun dari semua yang mengecam Uju Anya, ternyata ada juga pihak yang mendukung aksinya tersebut.

"Dia secara aktif mencoba untuk menghentikan gerakan kemerdekaan & dia mencoba untuk menjaga koloni yang baru merdeka meninggalkan persemakmuran. Kejahatan yang dia lakukan sudah cukup," tulis salah seorang yang sependapat dengan Uju Anya.

Sebelumnya diketahui bahwa Kenya mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1963.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Keberadaan Susi Usai Disebut Jadi Saksi Utama Adegan Putri Candrawathi dan Om Kuat

Pada bulan Februari, bekas koloni Inggris Barbados, yang mencapai kemerdekaan pada tahun 1966, memilih presiden pertamanya.

Saat itu, Pangeran Charles dan Rihanna sempat menghadiri upacara-upacara tersebut.

Dr. Uju Anya adalah seorang profesor universitas dan juga merupakan seorang peneliti dalam linguistik terapan, sosiolinguistik kritis, dan studi wacana kritis, terutama meneliti identitas ras, gender, seksual, dan kelas sosial dalam pembelajaran bahasa baru melalui pengalaman siswa Afrika-Amerika.

Kebenciannya terhadap mendiang Ratu Elizabeth II masih belum sekuat curahan kebencian terhadap mantan Perdana Menteri Margaret Thatcher ketika dia meninggal pada tahun 2013.

Baca Juga: Uji Poligraf terhadap Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf Diungkap, Putri Candrawathi Tidak

Ratu Elizabeth II memiliki musim panas terakhir yang Bahagia, Tanah miliknya di Highland yang dipenuhi bunga, tangkai berwarna ungu yang dipenuhi dengan kenangan tentang Philip tercintanya.

Tempat itu menjadi sumber kenyamanan yang besar bagi Ratu Elizabeth II setelah masa-masa tersulit.

Ratu Elizabeth II tidak menderita kondisi kronis apa pun sampai ia meninggal.

Hal itu disampaikan oleh salah satu sumber yang memiliki hubungan dekat dengan Rumah Tangga Kerajaan.

Ia mengatakaan jika Ratu Elizabeth II hanya kehilangan banyak berat badan dan telah merasakan semua rasa sakit dan nyeri yang diperkirakan akan dirasakan oleh semua orang ketika berusia 96 tahun, Ratu pun tidak menderita masalah yang mengerikan.

Tetapi tidak ada keraguan bahwa kelemahan mendadak dan penurunan kesehatan Yang Mulia mengejutkan banyak orang di sekitarnya.

Selain itu, kehilangan suaminya selama 73 tahun dikombinasikan dengan drama atas kepergian Harry dan Meghan yang sengit dari keluarga dan tuduhan yang sangat meresahkan yang berputar-putar di sekitar Pangeran Andrew mengambil yang menjadi korban emosional selama dua tahun terakhir.***

 

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah