Kemenangan Sudah Ditangan Putri Candrawathi ?

- 19 September 2022, 16:06 WIB
Kemenangan Sudah Ditangan Putri Candrawathi ?
Kemenangan Sudah Ditangan Putri Candrawathi ? /Tribratanews/

TERAS GORONTALO – Seperti kita ketahui, baru-baru ini pengacara hukum Brigadir J, yakni Kamaruddin Simanjuntak mengejutkan publik lewat pernyataannya.

Tak seperti biasanya, Kamaruddin Simanjuntak tampak lesu saat berbicara kepada media mengenai kelanjutan kasus Brigadir J.

Padahal, pengacara kondang tersebut sebelumnya tak kenal lelah berjuang mencari keadilan untuk anak sang klien.

Kamaruddin yang awalnya ‘berapi-api’ seperti biasa, justru meminta maaf kepada publik, karena tak bisa memenuhi harapan atas tegaknya keadilan terkait kasus ini.

Baca Juga: Upaya Hukum Terakhir Putusan Banding Ferdy Sambo Ditolak

"Sekarang ini sangat mengecewakan. Saya betul-betul minta maaf, saya sudah berjuang dengan mengorbankan segalanya. Baik pikiran, materi, maupun waktu. Saya membiayai semua perkara ini tapi saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit itu,” ucap dia.

"Oleh karena itu, saya atas nama tim penasihat hukum menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga negara Indonesia karena tidak bisa memenuhi harapan masyarakat," kata dia, seperti dikutip Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat.

Dia pun mengungkapkan bahwa apa yang diperkirakannya selama ini sudah terjadi, yakni mandeknya pengungkapan misteri kematian Brigadir J yang didalangi oleh Ferdy Sambo.

"Pada akhirnya, apa yang saya perkirakan perkara ini akan menjadi balilut, sudah terjadi. Artinya sudah 3 bulan perkara sejak Juli, Agustus, September, perkara tidak terang-terang," kata Kamaruddin Simanjuntak.

Kamaruddin menyatakan kekecewaan berat pada Presiden Jokowi, yang menurutnya tak banyak bergerak untuk membuat kasus ini terang.

Dia bahkan menyebut Jokowi seolah membiarkan Polri terjebak di dalam ‘kubangan lumpur’ alias kejahatan yang kotor.

Baca Juga: Isi BAP Susi Bocor: Diduga Putri Candrawathi ‘Bermain Belakang'

“Karena Presiden tidak mau berbuat sesuatu, kecuali hanya 4 kali mengatakan 'buka seterang-terangnya' memang kita harus akui itu," tutur Kamaruddin.

"Presiden membiarkan Polri terjebak dalam lumpur itu, akhirnya sampai dengan hari ini mereka (Polri) tetap tidak bisa keluar (dari lingkar kejahatan)," ujarnya.

Menurut Kamaruddin, hukuman terhadap anggota polisi yang terlibat juga tidak mencerminkan keadilan, seolah banyak aparat yang kebal hukum di dalamnya.

"Saya katakan dulu, kalau saya yang menjadi penyidik, setengah hari saya garansi selesai. Tidak sampai seminggu sudah P21 tahap 2," ucapnya.

"Harusnya sudah banyak tersangka, minimal 35 tersangka, yang tersangka sampai hari ini baru 5 ditambah 7, yang 7 itu pun salah satu dari 5 itu, yaitu tersangka obstruction of justice," tutur Kamaruddin lagi.

Tak hanya itu, kasus yang menewaskan Brigadir J tak luput dari analisa oleh salah satu youtuber ternama, yakni Anjas di Thailand, bahkan menurut Anjas kemenangan sudah ada ditangan Putri Candarwathi.

Baca Juga: Potensi Ferdy Sambo Bisa Lolos Dari Hukum Serta Isu Drama Perselingkuhan. Refly Harun: Tidak Ada Perintah ...

Sebagaimana dilansir Teras Gorontalo dari kanal YouTube Anjas di Thailand, melalui segmen analisanya berjudul "Live | ASISTEN SUSI : BRIGADIR J GAK SENGAJA LIHAT KM & PC DI KAMAR, MAGELANG ?? Part 137", yang diunggah pada 4 September 2022.

Dalam unggahan video tersebut, Anjas mengatakan Ferdy Sambo dan istrinya tidak akan diam dan sekarang akan melakukan perlawanan secara hukum.

“Kalau kita ketahui kan banyak beberapa tokoh di Indonesia yang beberapa kali mengatakan bahwa Ferdy Sambo beserta keluarga dan Putri Candrawathi mereka itu sekarang melakukan perlawanan lebih ke masalah perlawanan secara hukum, mereka tidak tinggal diam aja,” ucap Anjas.

Anjas mengatakan Ferdy Sambo tidak lagi memeperdulikan citra yang disematkan kepadanya, akibat kasus yang menewaskan Brigadir J tersebut, tapi lebih memprioritaskan masalah hukumnya.

“Tetapi untuk masalah citra mungkin dengan banyak yang teman-teman bilang, dengan buzzer, membuat citra positif dan negatif itu nggak dipedulikan lagi, kalau menurut aku dari semua tim Ferdy Sambo. Tetapi mereka lebih peduli masalah hukumnya,” kata Anjas.

Baca Juga: Kisah Iblis yang Sering Menolong Seorang Buta Pergi ke Masjid, Pengen Masuk Surga ya?

Anjas juga menyoroti rekomendasi dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan tentang adanya dugaan pelecehan seksual, menurutnya ada yang janggal dengan begitu yakinnya Ferdy Sambo dalam mempertahankan dugaan pelecehan tersebut.

“Nah Ini berhubungan berdasarkan rekomendasi dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan, mereka itu mengatakan dari Komnas perempuan mengatakan bahwa mereka merkomendasikan adanya dugaan pelecehan seksual di magelang," ucap Anjas.

“Sebenarnya apasih yang menurut anjas menganalisa dari kekehnya dugaan tersebut, karena dengan background yang kalian tahu, pelecehan seksual yang diduga dilakukan Jakarta Selatan itu tidak terbukti, artinya itu bohong semuanya, Putri Candrawathi pun sudah mengakui bahwa sebenarnya dia dilecehkan di magelang, tapi karena permintaan dari Ferdy Sambo dia merubah lokasinya,” tambah Anjas.

Dalam video yang diunggah tersebut, Anjas mengatakan Ferdy Sambo menginginkan kasusnya itu mirip kasus pelecehan Herry Wirawan, agar dalam proses persidangan nanti tidak akan disiarkan karena berhubungan dengan kasus asusila.

“Sebenarnya kalo aku lihat dari trend ada satu hal yang mungkin, ini menurut pendapatku teman-teman, karena setahu aku kalau di Indonesia kalau ada sidang kayak pelecehan seksual,asusila kayak misalnya dulu kasus Herry di Jawa Barat dengan kasus pelecahan, pada umumnya kasus pelecehan itu sidang tidak akan disiarkan, apakah jangan-jangan kenapa dari tim Ferdy Sambo ini tetap kekeh dengan tuduhan tersebut? Menurut aku Agar nanti pada saat persidangan secara hukum ada aturan yang sangat jelas bahwa mohon maaf persidangan tidak akan kami siarkan, tidak untuk publik karena ini berhubungan dengan asusila,” kata Anjas

“Kalau aku melihat ada kecenderungan kesana mengapa mereka melakukan tuduhan-tuduhan tersebut agar melindungi motif sebenarnya di persidangan nanti, seperti yang kalian tahu kan, kalau kasus berhubungan dengan asusila seperti itu, biasanya akan dilakukan secara tertutup, yang berhubungan dengan anak dibawah umur, berhubungan dengan asusila itu pasti akan ditutup sidangnya, tak akan terbuka. Jadi jangan berharap sidang ini akan sama dengan kasusnya dengan jesica kopi sianida,” lanjutnya.

Bahkan, jika dugaan pelecehan ini nantinya dapat diterima berdasarkan bukti yang ada, maka menurut Anjas ini merupakan kemenangan bagi Putri Candrawathi.

“Karena kalau nanti ini goal, mereka yakin bahwa kasus ini adalah asusila dengan tuduhan ada pelecehan, kemenangan sudah ada ditangan Putri Candrawathi, yaitu adalah dengan pasti pada saat dipersidangan kalau ini digoalkan, sidangnya tidak akan terbuka,” kata Anjas.

Tapi, jika dugaan pelecahan yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi ditolak, maka menurut Anjas, Ferdy Sambo hanya memiliki peluang yang kecil untuk melakukan ‘serangan’ secara hukum.

“Karena kalau semakin terbuka kasus ini, maka akan kecil sekali peluang dari tim Ferdy Sambo untuk melakukan serangan-serangan secara hukum,karena mereka orang-orang besar di Indonesia, punya banyak uang, punya jabatan oke, jadi yang mereka hadapi sekarang adalah agar tidak terjadi hal yang lebih melebar, mereka melakukan agar kasus ini tidak semakin terbuka oleh banyak orang, yaitu dengan cara kalau kasus ini pure karena memang adalah karena pelecehan, pasti sidangnya akan tertutup,” tutupnya.***



Editor: Gian Limbanadi

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah