Misteri 3 Selongsong Peluru Yang DI TKP Brigadir J, Dugaan Adanya Penembak ke 3 Selain Ferdy Sambo dan Eliezer

- 22 September 2022, 12:07 WIB
Misteri 3 Selongsong Peluru Yang DI TKP Brigadir J, Dugaan Adanya Penembak ke 3 Selain Ferdy Sambo dan Eliezer
Misteri 3 Selongsong Peluru Yang DI TKP Brigadir J, Dugaan Adanya Penembak ke 3 Selain Ferdy Sambo dan Eliezer /kolase foto tangkap layar YouTube Polri TV/

TERAS GORONTALO - Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J masih menjadi perhatian publik.

Ferdy Sambo yang menjadi otak pembunuhan yang menewaskan Brigadir J, masih menjadi sebuah misteri.

Sudah 2 bulan lebih insiden tewasnya Brigadir J, pihak kepolisian belum menyampaikan ke publik rincian data terkait dengan jumlah peluru yang ditembak ke tubuh Brigadir J.

Dikabarkan ada temuan 3 selongsong peluru yang diduga dari pistol berbeda yang ditemukan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga yang merupakan TKP tewasnya Brigadir J.

Baca Juga: Cek Fakta: Akhirnya Ferdy Sambo Dibebaskan dari Kasus Brigadir J, Sambo Akan 'Ditelanjangi' Presiden Jokowi

Dengan adanya temuan tersebut, aktivis perempuan indonesia bersatu, Irma Hutabarat menanggapi temuan 3 selongsong peluru tersebut.

Irma Hutabarat mempertanyakan kinerja tim uji balistik yang menangani jenis pistol dan peluru yang bersarang di tubuh Brigadir J dan temuan di TKP.

Uji balistik atau dapat pula disebut balistik forensik adalah uji pemeriksaan terkait bukti senjata api yang diduga digunakan dalam suatu tindak kejahatan.

“Ini sudah lebih dari hari ke-60, setiap hari ada cerita yang berbeda, dan menambahkan kebingungan yang berbeda," pungkas Irma Hutabarat dikutip dari tiktok @gege_rasuna05. Jumat, 16 September 2022.

Baca Juga: Perselingkuhan Om Kuat dan Putri Candrawathi Terungkap, Sosok Ini Desak Kuat Ma'ruf dan Nyoya Sambo Tes DNA

"Lalu pertanyaan saya lagi, uji balistiknya itu mengerjakan apa, selama ini,”tambahnya.

Irma memprotes tim uji balistik yang baru menemukan ada 3 selongsong peluru berbeda setelah 2 bulan lebih Brigadir J tewas.

“Kenapa kok baru setelah 2 bulan kemudian ada keterangan bahwa ternyata selongsongnya 3, peluru yang berbeda,” tuturnya

Bagi Irma Hutabarat, pistol seharusnya menjadi barang bukti yang ditunjukkan ke publik di awal kejadian pembunuhan Brigadir J.

“Sebetulnya, pistolnya itu kan harus dijadikan barang bukti dan biasanya ketika ada kasus pembunuhan itu Humas selalu menunjukkan ini loh barang buktinya ada golok, ada bom molotov, ada pistol yang tidak pernah dilihat oleh kita,” jelasnya.

Irma kemudian menyoroti kinerja Kepolisian yang dinilainya tidak profesional dan lamban dalam menangani kasus tewasnya Brigadir J

“Ini (temuan peluru) kan bisa terus berkembang, yang sebetulnya menunjukkan betapa tidak profesionalnya apa yang dikerjakan oleh kepolisian," pungkas Irma.

Irma juga mempertanyakan 3 selongsong peluru yang baru ditemukan setelah 62 hari pasca kejadian penembakan dan tidak dipublikasi.

Baca Juga: Susi Saksi Kunci 'Jilatan Maut' Brigadir J dan Putri Chandrawathi?

"Sudah hari ke-62 baru tahu ada selongsong 3, lalu juga tidak pernah dikomunikasikan kepada publik,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam mengatakan Puslabfor Polri telah memberikan hasil dari uji balistik dan rekaman CCTV pada pihaknya.

Mengenai hasil uji balistik yang diterima Komnas HAM, Anam menyebut tentang peluru dan GSR (gun shot residu) yang disebut menjadi bukti penting dalam tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Data tersebut telah diterima oleh Komnas HAM pada, Rabu 10 Agustus 2022

"Terkait uji balistiknya, tadi kami dikasih tahu, salah satu yang paling penting adalah peluru yang ada atau anak peluru yang ada, selongsong peluru yang ada, termasuk juga serpihan peluru yang ada, itu dicek metalurginya,” kata Choirul Anam

"Yang paling penting di sini, satu, apakah peluru itu identik dengan senjata yang juga diberikan kepada labfor oleh penyidik," sambunya.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Alasan Para Penyidik Takut pada Ferdy Sambo, 'Perlawanan' di Kasus Brigadir J Terkuak

"Yang berikutnya, senjata itu memiliki identitas apa itu juga diberikan penyidik” kata Anam.***

Jumlah orang yang melakukan penembakan terhadap Brigadir J pun masih belum jelas karena adanya perbedaan keterangan antara Ferdy Sambo dan Bharada E.

Komnas HAM pun melontarkan adanya dugaan penembak Brigadir J hingga tewas berjumlah 3 orang.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengatakan dalam kasus ini penyidik harus mengungkapkan dan memastikan siapa penembak Brigadir J yang sesungguhnya.

Hal ini dikarenakan publik dibuat kebingungan karena keterangan dari Bharada E dan Ferdy Sambo berbeda.

"Poinnya adalah penyidik memastikan siapa penembak Yosua? Antara FS dan Bharada E terjadi perbedaan keterangan. Bharada E bilang yang menembak adalah dirinya dan FS," kata Ahmad Taufan Damanik yang dikutip dari PMJ News pada Senin, 5 September 2022.

"Sebaliknya FS mengatakan hanya Bharada E, dia hanya menyuruh menembak," ujarnya.

Menurut Ahmad Taufan Damanik, pengungkapan kasus penembakan terhadap Brigadir J tersebut harus didukung dengan bukti-bukti yang kuat.

Bukti yang kuat itu harus mencakup apakah jumlah penembak Brigadir J itu satu orang, dua orang, atau bahkan tiga orang.

"Jadi perlu dipastikan dengan bukti-bukti pendukung siapa saja yang menembak Yosua, satu orangkah, dua orang atau mungkin saja tiga orang," pungkasnya.***

Editor: Siti Nurjanah

Sumber: tiktok @gege_rasuna05


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah