Network
TERAS GORONTALO – Tragedi berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022, masih menimbulkan duka mendalam bagi publik di tanah air.
Sebanyak 131 orang tewas dan 467 orang luka dalam tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur.
Dan sedikitnya 28 anggota Polri diketahui telah melanggar kode etik dalam tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan.
Baca Juga: Terbaru, Tetap Bersikeras Bela Istri, Ferdy Sambo: Istri Saya Tidak Bersalah, Justru Dia Korban
Banyaknya korban yang berjatuhan, saat tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan terjadi, telah membuat Mabes Polri mengambil langkah ekstrem dengan melakukan pencopotan.
Dari 28 anggota Polri tersebut, 10 di antaranya telah dicopot dari jabatan, sebagai imbas dari insiden yang terjadi di Kota Malang itu.
Keputusan pencopotan 10 anggota Polri ini disampaikan langsung oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, berdasarkan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Salah satunya yang dicopot sebagai buntut insiden berdarah itu adalah Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat.
“Kapolri memutuskan menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dimutasikan sebagai Pamen SDM Polri dan digantikan oleh AKBP Putu Kholis yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Polda Metro Jaya,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo.
