Esther Foundation, Yayasan Berkedok Rehabilitasi untuk Perempuan, Faktanya Wanita Diperlakukan Sebejat Ini

- 2 Desember 2022, 17:35 WIB
Esther Foundation, Yayasan Berkedok Rehabilitasi untuk Perempuan, Faktanya Wanita Diperlakukan Sebejat Ini
Esther Foundation, Yayasan Berkedok Rehabilitasi untuk Perempuan, Faktanya Wanita Diperlakukan Sebejat Ini /Tangkapan Layar akun YouTube Detective Aldo

TERAS GORONTALO -- Esther Foundation, adalah suatu organisasi diperuntukan rehabilitasi khusus untuk perempuan.

Esther Foundation ini, menampung para wanita yang mengalami keterbelakangan mental, ketergantungan narkoba serta masalah kekerasan di rumah tangga.

Awalnya, Esther Foundation ini, adalah suatu yayasan yang bergerak untuk memberikan konseling atau memperbaiki psikologi bagi kaum wanita sedang terpuruk.

Belakangan, Esther Foundation ini, memiliki berbagai skandal yang sempat menghebohkan publik di Australia.

Dilansir Teras Gorontalo dari akun YouTube Detective Aldo, mengulas tentang skandal di Esther Foundation tersebut.

Sejarah Esther Foundation 

Esther Foundation, berawal dari gereja Pantekosta berdiri pada awal tahun 1990-an.

Pada 1995 pemegang kursi tertingginya adalah Patricia Lavater. Dia mengubah gereja ini menjadi pusat rehabilitasi para perempuan muda.

Mulanya, perempuan yang mengalami masalah ketergantungan obat-obat terlarang, gangguan metal atau kejiwaan, sampai mengalami kekerasan di rumah tangga, akan direhabilitasi di yayasan tersebut.

Dengan memiliki dasar agama, Patricia Lavater ini mengenalkan ke publik, Esther Foundation adalah sebuah pusat rehabilitasi untuk perempuan muda yang bermasalah.

Patricia Lavater menjanjikan kepada para wanita muda itu, untuk bisa menangani mereka yang mengalami masalah dan membangun hidup dari nol lagi.

Organisasi ini beroperasi sampai bertahun-tahun. Pada 2006 Esther Foundation, akhirnya bisa diakui secara legal oleh pemerintah Australia.

Pemerintah Australia, membuat organisasi tersebut sebagai badan amal yang mendukung kesehatan mental masyarakat pada negara itu.

Memasuki 2006, Rod Lavater suami Patricia, turut serta dalam organisasi tersebut, yang tidak lain belahan hatinya itu adalah mantan pecandu narkoba.

Patricia Lavater mempunyai misi kalau dia adalah titisan tuhan, untuk bisa merangkul wanita muda bermasalah, agar hidup orang mengikuti dia bisa lebih baik dan bermakna.

Itulah cara Patricia Lavater mengenalkan diri dan visi misinya ke publik, agar lebih ke arah rohani.

Dapat Sokongan Dana dari Pemerintah Australia dan Lembaga Non Pemerintah

Yayasan milik dari Patricia Lavater ini bergerak pada rehabilitasi, yang setidaknya membutuhkan uang lebih banyak.

Upaya patricia mendapatkan dana dari pihak luar cukup berhasil.

Pada 2008, Patricia mendapat kepercayaan di komunitas Australia Barat dan diakui pemerintah setempat.

Bahkan, saat Perdana Menteri Australia Scoot Morisson menjabat, dirinya memberikan perhatian lebih ke yayasan tersebut.

Scoot Morisson menyumbang pada yayasan itu, setara 4 juta Dollar AS. Karena organisasi itu sukses membawa perempuan dari keterpurukan menjadi lebih baik.

Fakta Sebenarnya di Esther Foundation

Awal 2022, salah satu media di Australia, membongkar soal kejanggalan di yayasan itu.

Seperti salah satu mantan anggota memberi testimoni adalah Lydia Taylor, yang menjadi pasien di yayasan tersebut pada 2007-2012,

Lydia Taylor waktu itu berumur 15 tahun dan mendapat kelakuan rasis saat tinggal di tempat rehabilitasi itu.

Dia adalah suku Aborogin dan selama tinggal di yayasan tersebut, dilarang menggunakan bahasa dari sukunya itu.

Bahkan, saat dia memprotes kenapa dirinya tidak bisa menggunakan suku Aborigin, pengurus rehab berkilah kalau dirinya kerasukan roh jahat.

Sama halnya dengan Lusy Lorenti. Saat dia masuk di Esther House, dirinya tidak mendapatkan perawatan khusus dari konseling profesional.

Kala itu, Lusy sedang mengalami keterbelakangan mental. Justru, yang merawaatnya bukan dari psikiater atau kalangan profesional. ***

 

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: YouTube Detective Aldo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah