Network
TERAS GORONTALO - Elon Musk, salah satu pengusaha terkemuka dan terkaya di dunia baru-baru ini membuat sebuah pernyataan dalam cuitannya di Twitter, pada tanggal 30 April 2023.
Musk mengungkapkan bahwa pada fitur Twitter terbaru, kantor media berita atau publisher memungkinkan memasang tarif untuk setiap artikel yang mereka publikasikan di platform media sosial tersebut.
Menurut Elon Musk, media tradisional seperti koran dan majalah sudah lama menerapkan sistem langganan atau berlangganan untuk memperoleh akses ke konten mereka.
Baca Juga: Kejutan! Garp Rela Resign Demi Coby dan Masa Depan Angkatan Laut
Namun, hal ini tidak diterapkan di media sosial seperti Twitter di mana pengguna bisa dengan mudah membaca dan membagikan artikel tanpa harus membayar biaya berlangganan.
"Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk menagih pengguna per artikel dengan satu klik." tulis Elon di akun Twitternya.
Musk mengatakan bahwa fitur terbaru ini merupakan solusi yang positif bagi masyarakat umum dan juga kantor media.
"Hal ini memungkinkan pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi ketika mereka ingin membaca artikel sesekali" ujarnya.
Baca Juga: Garis Waktu Dunia One Piece : The Age of Heaven dan The Age of the Sea Circle
Fitur ini akan diluncurkan bulan Mei mendatang dan diharapkan akan menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi media dan publik.
Namun, belum ada informasi detil mengenai jumlah uang yang mungkin dibebankan oleh agensi berita untuk setiap artikel yang diakses oleh pembaca.
Dikutip dari laman Reuters, Musk mengatakan bahwa Twitter tidak akan membebankan biaya langganan di 12 bulan pertama dan akan memotong 10% biaya berlangganan konten setelah tahun pertama.
Biaya berlangganan ini meliputi teks dengan format panjang dan video berdurasi berjam-jam.
Beberapa kantor berita seperti The New York Times dan The Wall Street Journal sudah lama menerapkan model berlangganan untuk konten mereka, tetapi mayoritas kantor berita masih belum menerapkan hal ini.
Dengan adanya tarif per artikel di Twitter, kantor berita bisa memperoleh pendapatan tambahan dari pengguna yang ingin membaca artikel mereka.***
