Om Oky dan istrinya segera mencoba menghubungi Mahira, tetapi tidak berhasil menghubunginya sama sekali.
Merasa ada yang tidak beres, pada pukul 10 malam pada hari yang sama, Om Oky pergi ke kediaman Mahira di wilayah Medan. Namun, kediaman Mahira dalam keadaan gelap dan terkunci dari luar.
Merasa ada yang aneh, Om Oky segera menghubungi ayah Mahira, yaitu Pariono. Di rumah Mahira, Om Oky bersama istrinya, ayah kandung Mahira, dan ayah angkat serta istri mereka berkumpul.
Ketika gerbang sulit dibuka, Om Oky melihat ada sebuah tangga yang bisa digunakan. Dengan menggunakan tangga tersebut, Om Oky naik ke lantai dua dan melihat ke dalam celah gedung.
Om Oky mencium aroma yang tidak sedap dan merasa ada yang tidak beres. Hal ini membuatnya yakin bahwa ada sesuatu yang salah.
Karena kecurigaan itu, Om Oky segera menghubungi kepala lingkungan setempat dan bersama-sama berusaha membuka gerbang tempat tinggal Mahira.
Setelah berhasil membuka dan membongkar pintu, mereka menemukan hal yang mengejutkan di area dapur. Sebuah mayat tergeletak dalam keadaan mengerikan.
Meskipun tubuhnya utuh, bagian kepala hanya tersisa tengkorak. Berdasarkan permintaan ayah angkat Mahira, jasadnya langsung dikubur tanpa dilakukan otopsi.
Menurut kesaksian para saksi, di tempat kejadian perkara ditemukan cairan darah yang diduga berasal dari daging yang membusuk.