Kronologi Kematian Bripda Ignatius yang Diduga Ditembak Densus 88, Polri Sebut Kelalaian, Keluarga Curiga

- 28 Juli 2023, 21:11 WIB
Akhirnya Terungkap Sosok Bripda Ignatius Dwi Frisco Polisi yang Ditembak Mati di Cikeas, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Akhirnya Terungkap Sosok Bripda Ignatius Dwi Frisco Polisi yang Ditembak Mati di Cikeas, Ternyata Bukan Orang Sembarangan /

TERAS GORONTALO - Kronologi lengkap kematian Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage yang diduga ditembak senior di Densus 88.

Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage merupakan seorang polisi anggota Densus 88 yang meninggal dunia karena tertembak di bagian leher.

Peristiwa nahas itu terjadi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu 23 Juli 2023, pukul 01.40 WIB.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Sosok Bripda Ignatius Polisi yang Ditembak Mati di Cikeas, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Pihak Kepolisian mengatakan, korban tewas yakni Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF) dan dua terduga pelaku penembakan, Bripda IMS dan Bripka IG, adalah anggota Densus 88 Antiteror (AT) Polri.

Kasus tragis polisi tembak polisi di Rusun Polri di Cikeas, Bogor ini menyebabkan tewasnya Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, yang merupakan anggota Densus 88.

“Pada Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 1.49 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu atas nama Bripda IDF,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, dikutip dari Antara.

Kini, Bripda IMS dan Bripka IG telah dijadikan sebagai tersangka dan diamankan.

Baru Terungkap Keluarga Tidak Tahu Bripda Ignatius Dwi Frisco Mati Ditembak Sesama Polisi Densus 88, Katanya.....
Baru Terungkap Keluarga Tidak Tahu Bripda Ignatius Dwi Frisco Mati Ditembak Sesama Polisi Densus 88, Katanya.....

Kronologi Lengkap Kematian Bripda IDF yang Diduga Ditembak Senior Densus 88

Dikutip dari PMJNEws, Juru bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar sudah menjelaskan terkait kronologi peristiwa penembakan yang terjadi pada Sabtu, 22 Juli 2023.

Pukul 22.35 WIB, saksi Bripda I dan Bripda A berkunjung dan bertemu di flat Rutan Cikeas, Bogor.

Pukul 01.30 WIB, saksi berkumpul di kamar flat Rutan Cikeas bersama korban Bripda IDF dan saksi Bripda Y.

Pukul 01.42 WIB, Bripda I mengeluarkan senjata api dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada Bripda IDF. Namun, tiba-tiba senjata api meletus dan mengenai bagian leher korban.

Saat itu Bripda IDF langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur oleh saksi bersama penghuni flat Cikeas yang lainnya.

Saat tiba di rumah sakit, Bripda IDF dinyatakan meninggal dunia.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan, penyidik dari Satreskrim Polres Bogor sedang mengumpulkan sejumlah bukti.

Salah satu bukti yang dikumpulkan penyidik yakni CCTV yang berada di lokasi kejadian.

“Termasuk analisa CCTV di lokasi atau TKP,” kata Ramadhan seperti dikutip dari PMJ News.

Ramadhan juga memastikan bahwa Polri tidak memberikan toleransi terhadap oknum anggota yang melakukan pelanggaran.

“Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku,” katanya.

Dalam peristiwa ini, Bripda IMSP, Subbagtahti Bagops Densus 88 AT Polri dinyatakan sebagai pelaku.

Penyidik kasus tertembaknya Bripda IDF akan diusut oleh Polres Bogor, sedangkan kode etiknya oleh DivPropam Mabes Polri.

Bukan Penembakan Tapi Kelalaian

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membenarkan adanya tiga orang yang terlibat dalam kasus tewasnya Bripda IDF, yakni Bripda IDF sendiri, Bripda IMS, dan Bripka IG.

Juru Bicara Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar menyebut bahwa dalam kasus tersebut tidak ada penembakan, melainkan kelalaian.

“Tidak benar ada penembakan. Tidak ada (pertengkaran). Yang terjadi adalah kelalaian anggota pada saat mengeluarkan senjata dari tas, kemudian meletus dan mengenai rekannya yang berada di depannya,” katanya dikutip dari PMJ News.

Aswin Siregar belum membicarakan banyak hal terkait insiden yang menghilangkan nyawa Bripda IDF tersebut.

Ia mengatakan bahwa kasus itu sedang ditangani oleh Densus 88 dan Polres Bogor.

“Nanti penyidik Polres dan Densus akan meng-update perkembangannya. Selengkapnya nanti akan dijelaskan melalui Humas Polri,” ujarnya.

Sebelumnya, Polri telah membenarkan bahwa ada satu anggota polisi yang tertembak oleh anggota polisi lain hingga meninggal dunia.

“Pada Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 pukul 1.49 WIB bertempat di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu atas nama Bripda IDF,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, dikutip dari Antara.

Kini, Bripda IMS dan Bripka IG telah dijadikan sebagai tersangka dan diamankan.

Ahmad Ramadhan pun memastikan bahwa tak ada toleransi dari Polri untuk oknum anggota yang melanggar hukum.

Kasus tragis polisi tembak polisi di Rusun Polri di Cikeas, Bogor ini menyebabkan tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, yang merupakan anggota Densus 88.

Dugaan Pembunuhan

Misteri kematian Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage mulai terungkap satu persatu.

Hal itu setelah pihak keluarga mulai buka suara terkait kematian Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage yang dianggap janggal.

Merasa kehilangan anggota keluarga yang disayangi, keluarga Bripda IDF berencana untuk menempuh jalur hukum atas peristiwa tragis ini.

Dikutip dari Seputar Lampung Pikiran Rakyat, karena berbagai kejanggalan atas kematian Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage pihak keluarga akan menempuh jalur hukum.

Sucipto Ombo, pengacara keluarga, menyatakan bahwa mereka akan mengambil langkah hukum untuk mencari kejelasan atas kejadian ini.

Namun, hingga saat ini, mereka masih dalam tahap pengumpulan informasi tentang kejadian yang menimpa Bripda Ignatius Dwi Frisco.

Sementara itu, pihak keluarga juga menyebutkan berbagai kejanggalan dalam kasus tewasnya Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

"Dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan," ujar Jelani Christo, Penasihat Hukum keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

Kejanggalan tersebut, termasuk soal luka tembak yang ada pada tubuh jenazah Bripda Ignatius.

Jelani Christo menjelaskan, bahwa korban mendapat luka tembak karena rekannya sesama anggota Polri saat bertugas di Densus 88 Mabes Polri mengeluarkan senjata.

Kemudian senjata itu tiba-tiba meletus mengenai korban.

Insiden ini menjadi pukulan mendalam bagi keluarga korban.

"(Dugaan pembunuhan) tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," sambungnya.

Kejanggalan-kejanggalan tersebut, menurut pihak keluarga Bripda Ignatius, lanjut Jelani Christo patut untuk dipertanyakan lantaran tergolong tidak wajar.

"Hal tersebut di atas menurut hemat kami ada Kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopolhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri untuk Segera mengusut dengan tuntas, transparan, profesional, dan berkeadilan.

Sebab, kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage menjadi awal adanya penentangan perbuatan pidana pembunuhan dari anggota Densus 88.

"Kami sangat menentang atas perbuatan Pidana Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," katanya.

Dalam proses pengusutan, dua anggota polisi yang terlibat, yaitu Bripda IMS dan Bripka IG, telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka saat ini diamankan untuk menjalani penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut terkait insiden tragis ini.

Penanganan kasus ini dilakukan oleh Tim Gabungan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Barat bekerja sama dengan Bidang Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Bogor.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Ahmad Ramadhan, menyatakan bahwa kematian Bripda IDF terjadi akibat kelalaian.

Namun, ia belum bersedia memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kelalaian yang dimaksud, serta penyebab dan kronologi pasti dari kematian tragis Bripda IDF. Ia menegaskan bahwa Polri tidak akan mentolerir perilaku melanggar ketentuan atau hukum yang berlaku.

Sebelumnya, kabar adanya penembakan sesama polisi diunggah di akun Instagram pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

Hotman Paris Hutapea memposting video seorang pria yang sudah berada di dalam peti mati.

Dalam keterangan diunggahan Instagram tersebut, Hotman Paris menyebut siap memberikan bantuan kepada keluarga korban.

"Oknum Polisi di tembak seniornya? Di kabupaten Melawi! Apa benar dari Densus 88 jkt?? Viral berita ini di masyarakat adat dayak kalimantan barat! Tim Hotman 911 siap bantu kel korban mencari keadilan! TimHotman 911 ada daerah dayak! Tim hotman 911 daerah dayak sedang di rumah duka, tapi TKP di Cikeas Bogor," tulis Hotman Paris seperti dikutip Jumat 28 Juli 2023. ***

Editor: Viko Karinda

Sumber: pmjnews ANTARA Instagram Hotman Paris Seputar Lampung Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah