Sosok Israa Jaabis Tahanan Wanita Dibebaskan Israel Gencatan Senjata Efek, Alami Hal Mengerikan di Penjara

- 26 November 2023, 21:00 WIB
Sosok Israa Jaabis  Tahanan Wanita Dibebaskan Israel Gencatan Senjata Efek, Alami Hal Mengerikan di Penjara
Sosok Israa Jaabis Tahanan Wanita Dibebaskan Israel Gencatan Senjata Efek, Alami Hal Mengerikan di Penjara /Hamdani/

Dikutip dari middleeasteye, Kontributor media tersebut saat melaporkan dari tempat kejadian di Yerusalem Timur, mengatakan bahwa tentara bersenjata lengkap menyerbu rumah Israa sebelum jadwal pembebasan dan secara paksa mengusir jurnalis dan siapa pun yang tidak dianggap sebagai kerabat tingkat pertama.

Pihak berwenang Israel menuduhnya mencoba meledakkan bom dengan tujuan untuk menyakiti tentara Israel dan dijatuhi hukuman 11 tahun penjara.

“Saya merasa takut ketika melihat wajah saya di cermin, jadi bayangkan apa yang orang lain rasakan ketika mereka melihat saya.”

Demikian kata-kata Israa Jaabis, seorang ibu Palestina berusia 33 tahun asal Yerusalem yang mendekam di Hasharon, satu-satunya penjara Israel untuk tahanan perempuan Palestina.

Dia dituduh oleh Israel melakukan percobaan pembunuhan setelah meledakkan mobilnya di sebuah pos pemeriksaan, tuduhan yang dia bantah. Luka bakar yang dialaminya, menurutnya, disebabkan oleh ledakan di dalam mobil karena kesalahan teknis.

Nama Israa Jaabis kini kembali mencuat karena tahanan terkenal Palestina, yang telah dipenjara di Israel sejak 2015 itu, diperkirakan termasuk di antara mereka yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan menyusul Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata empat hari yang dimulai hari ini.

Dituduh melakukan bom bunuh diri

Kisah Israa Jaabis sempat diangkat jaringan berita Al Jazeera pada 2018 lalu. Dalam sebuah surat yang didiktekan kepada pengacaranya, bahwa dia tidak menerima perawatan medis yang memadai dari Sistem Penjara Israel (IPS) atas luka karena terbakar secara fisik, dan kesakitan yang luar biasa yang dia alami.

Dia menderita luka bakar tingkat satu dan tiga pada 60 persen tubuhnya, dan bergantung pada sesama tahanan untuk membantunya melakukan tugas-tugas sederhana, sehingga dia merasa “dipermalukan”.

Delapan jarinya diamputasi karena meleleh akibat luka bakar. Dia tidak bisa mengangkat tangannya sepenuhnya karena kulit ketiaknya saling menempel.

Halaman:

Editor: Budyanto Hamjah

Sumber: middleeasteye


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah