Network
TERAS GORONTALO - Akhir-akhir ini, warganet Indonesia dihebohkan dengan Gunung Marapi yang meletus.
Erupsi Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat tersebut menjadi sorotan setelah viral sebuah video amatir yang menampakkan seorang pendaki wanita yang sekarat di puncak gunung Marapi.
Pada saat gunung Marapi meletus, pendaki wanita yang diketahui bernama Yashirli Amri tersebut sedang berada di salah satu puncak gunung Marapi.
Namun karena terjebak dalam kepungan abu vulkanik akibat erupsi gunung Marapi, Yashirli Amri tidak bisa turun menyelamatkan diri dan akhirnya ditemukan tidak bernyawa oleh tim penyelamat.
Kejadian erupsi gunung Marapi yang tiba-tiba, membuat warganet mengaitkan hal tersebut pada mitos-mitos yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya tentang sebuah gunung.
Gunung-gunung yang ada di Indonesia memang lekat dengan mitos-mitos yang membersmainnya.
Mitos tersebut biasanya berhubungan dengan jin atau kehancuran peradaban dan kondisi masyarakat yang mendiami daerah dimana gunung tersebut berada.
Yang paling menyeramkan adalah adanya sebuah mitos yang mengatakan bahwa saat gunung ini meletus, makan akan membuat pulau jawa terbelah menjadi dua.
Gunung yang dimaksud adalah gunung Slamet yang berlokasi di 4 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Banyumas, Brebes, Purbalingga dan Cilacap.
Sejarah mencatat bahwa gunung Slamet adalah gunung yang tidak pernah mengalami erupsi.
Belum ada catatan bahwa gunung Slamet pernah meletus dan menghancurkan peradaban di dekatnya.
Akan tetapi, pada tahun 2014 dan 2019, gunung Slamet pernah menunjukkan peningkatan aktivitas.
Namun ada kepercayaan di kalangan masyarakat bahwa gunung Slamet akan meletus di masa depan.
Mitos ini dikaitkan dengan ramalan Raja Kediri, Jayabaya yang terkenal ramalan masa depannya khususnya tentang sesuatu yang akan terjadi di jawa.
Tidak tanggung-tanggung, letusan gunung Slamet diramal Jayabaya, akan membuat pulau Jawa terbelah menjadi dua.
Letusan gunung Slamet, akab membuat sebuah retakan yang memanjang di sebelah utara dan selatan, sehingga akan membuat air laut dari sisi utara dan selatan gunung Slamet.
Sementara itu, untuk menghormati dan menghibur penguasa Slamet, masyarakat setempat biasanya melakukan tradisi Ruwat Bumi.
Seperti yang dilakukan oleh warga Karang Reja, Kabupaten Purbalingga.
Dalam acara tersebut, masyarakat memberikan persembahan dengan melakukan sedekah hasil bumi yang meraka dapatkan dengan tujuan agar mereka selamat dan terhindar dari letusan gunung Slamet. ***
