Akhirnya mereka berkolaborasi menjajah masyarakat Myanmar padahal itu bukan tanah air mereka, lantas mengapa mereka mau membantu Inggris melakukan penjajahan.
Ternyata saat itu masyarakat Rohingya dijanjikan Inggris sebuah tanah di wilayah Myanmar, tetapi akhirnya di tahun 1942 Inggris berhasil dikalahkan.
Inggris berhasil diusir oleh Jepang dari Myanmar dan etnis Rohingya malah tertinggal disana dan tidak bisa pulang ke kampung halaman mereka.
Dari situlah Rohingya menjadi sasaran kebencian dari masyarakat Myanmar, perasaan khawatir akan wilayah mereka direbut juga terus berlanjut hingga saat ini.
Apalagi diperparah dengan kemunculan kelompok bersenjata Rohingya yang bernama Arakan Rohingya Salvation Army atau ARSA di wilayah Myanmar.
Kelompok ini suka menyerang masyarakat sipil dan selalu melakukan aksi Terorisme sehingga mengganggu keamanan masyarakat disana, wajar saja jika pemerintah Myanmar melakukan tindakan tegas.
3. Terjadi Praktik Penyelundupan Ilegal
Selain Myanmar dan negara lain yang pernah jadi tempat pengungsian mereka, Indonesia sendiri juga dilaporkan ada kasus dugaan penyelundupan dan sindikat perdagangan orang.
Bukan hanya itu, dilaporkan juga ada beberapa masyarakat Rohingya yang pura-pura menjadi pengungsi di berbagai negara dan menetap disana untuk menjalankan aksi mereka.
Belum lagi informasi terakhir yang diberitakan juga oleh Teras Gorontalo bahwa ada beberapa orang Rohingya yang ditangkap saat pemeriksaan masuk Nusa Tenggara Timur mempunyai KTP milik Indonesia.