TERAS GORONTALO – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ragam suku budaya yang terbilang sangat banyak.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, ada sekitar 1.340 suku dengan budaya beragam di wilayah Indonesia.
Maklum saja, dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, setiap provinsi yang didalamnya terdiri dari beberapa kabupaten/kota memiliki ragam suku serta budaya yang bermacam-macam.
Tak heran, jika Indonesia memiliki ragam suku serta budaya yang terbilang sangat banyak di dunia.
Namun, kali ini yang akan dibahas adalah terkait budaya yang ada di Sulawesi Selatan, yakni salah satu provinsi yang ada di wilayah Timur bagian Indonesia.
Sulawesi Selatan sendiri memiliki suku bermacam-macam di antaranya suku Bugis, Makassar, Toraja dan lain sebagainya.
Salah satu budaya yang mungkin menarik untuk dibahas di daerah tersebut, yakni orang-orangnya yang suka membawa badik “Badi” atau pisau dengan ukuran tertentu.
Tentu bagi orang Sulawesi Selatan sendiri, badik ini tidak hanya sebatas senjata tajam, tapi juga paling penting memiliki makna tersendiri.
Lalu seperti apa makna dari benda tersebut bagi orang di Sulawesi Selatan?
Dilansir TerasGorontalo dari akun TikTok @Das’ad Latif, berikut makna badik menurut Ustadz Das'ad Latif, mubaligh kharismatik kelahiran Makassar.
“Saya perlu jelaskan sedikit budaya orang-orang bugis tentang budayanya,” kata Ustad Das’ad Latif.
Menurut dosen di salah satu universitas di Makassar ini, orang-orang bugis itu badiknya di depan.
Baca Juga: Padahal Nabi Sudah Memperingatkan, Jangan Ucapkan Kata Ini Jika Melihat Setan
Lanjutnya, kalau orang Makassar bilangnnya badik, orang bugis bilang Pateppi, dan ada juga orang Bugis bilang Kawali.
Kenapa dia bilang Kawali kata Das'ad Latif, karena makna Kawali itu yang menyertai dengan dirinya.
“Bahasanya sekarang kira-kira aksesori diri,” terang Ustadz Das'ad Latif.
“Jadi orang Bugis itu dia kemana-mana selalu pakai itu,” sambungnya.
Baca Juga: Adab Ketika Makan, Begini Caranya Dijelaskan Syekh Ahmad Al-Misry
Bahakan kata Ustadz Das'ad Latif, ia juga sering mendapati neneknya dia selalu membawa itu.
“Itu bagian dari pelengkap dirinya,” ungkapnya.
“Dia tidak percaya diri jalan kalau tidak bawa itu,” lanjutnya lagi.
Adapun bentuk badiknya atau Pateppi atau Kawalinya orang Bugis Makassar itu bentuknya tidak keriting tapi lurus.
Baca Juga: Hukum Memelihara Burung di Kandang, Begini Penjelasan Syekh Ahmad Al-Misry
“Bentuknya lurus. Itu salah satu maknanya orang Bugis kalau bicara memang lurus-lurus saja,” katanya.
“Biasa orang bilang kasar, tidak. Itu lurus-lurus,” sambungnya.
Baru kenapa letaknya di bagian depan katanya, itu menunjukkan sportivitas.
“Orang Bugis itu biar bersaudara, bersahabat lama, tapi kalau salah dia kasih ingat. Eh, salah kau jangan begitu, berkelahi ki’ kalau kau begitu terus. Itu dia begitu,” ungkapnya.
Kemudian kata Ustadz Das'ad Latif, orang Bugis kalau mempersilahkan sesuatu Bugis Makassar sambil mengulurkan kedua tanggannya sambil mengucapkan ‘Tebe Ki’.
“Orang biasa bilang kasar. Itu tidak. Itu maknanya tidak ada yang dia tutup, karena dia terbuka, tidak ada yang dirahasiakan,” ujarnya.
Misalnya katanya, ketika ada yang bertanya Das'ad, mana rumahnya pak Imam? Itu Sana. Apa itu kasar?
“Tidak. Ini sportif, namanya telunjuk maka dia menunjuk. Nah itu orang Bugis,” katanya.***