Cerpen: Sahabat untuk Selamanya

- 18 Juni 2022, 17:46 WIB
Cerpen: Sahabat untuk Selamanya
Cerpen: Sahabat untuk Selamanya /Pixabay

Aku hanya bisa melotot melihat mobil Mozza melaju pergi, meninggalkan kepulan asap & bau oli yang menyengat. Bener-bener ‘gak berubah kelakuannya. Pantes aja kemana-mana harus ditemenin.

***************

Dentang jam terdengar 10 kali, pertanda bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WITA. Tapi masih belum juga ada tanda-tanda mobil si Mozza. What the hell… Bilang ke aku jangan ngaret, ‘gak taunya malah dia sendiri yang gitu.

“Sorry, Mik, aku telat bangun. Semalaman sibuk nyiapin list bahan penelitian yang mau kuambil di RSU.”

“Yowess, berangkat yuukk. Keburu siang, entar pegawai administrasi di RSU-nya udah pada ngilang lagi.”

Ternyata list yang disiapkan Mozza cukup panjang juga, kami harus rela bolak-balik dari satu ruangan ke ruangan lainnya demi mendapatkan data yang diperlukan. Denting WA-ku terdengar, ada chat masuk.

Baca Juga: Cerpen: Hana si Teratai di Tengah Lumpur

(“Mik, jam berapa kita bisa ketemu?”)
Dari Rio ternyata….
(“Bentar lagi yah, ini si Mozza belum selesai ngumpulin data awal.”)
(“Oke.. Kabarin aja kalo udah selesai.”)
(“Oke.”)

Tepukan dipundak mengagetkanku, hampir saja HP-ku nyemplung ke selokan RSU.

“Chat dari siapa tuh, Mik?”
“Dari Rio.”
“Ngajak ketemuan yah?”
“Iya. Tapi udah kubilang selesai nemenin kamu aja ketemunya.”
“Ini udah selesai kok. Bilang aja ke Rio, kita ketemuan di Bakso Boedjang, biar sekalian makan siang bareng.”
“Oke, Moz. Terserah kamulah, aku ngikut aja.”

Halaman:

Editor: Sutrisno Tola


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x