Cerpen: Hana si Teratai di Tengah Lumpur

- 15 Juni 2022, 05:00 WIB
Cerpen: Hana si Teratai di Tengah Lumpur.
Cerpen: Hana si Teratai di Tengah Lumpur. /Pixabay/Rudy and Peter Skitterians

TERAS GORONTALO - Hana, begitu nama samarannya, gadis kecil yang lahir dan tinggal di tempat kumuh. Yah kumuh, sebab yang dimaksud adalah kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. 

Ayahnya merupakan pembeli barang bekas dari tempat sampah, sedang ibunya membuka warung sembako kecil-kecilan.

Rumah Hana terbuat dari anyaman bambu, sedang atap terbuat dari anyaman kelapa. Beberapa bagiannya pun sudah bocor dan ditambal dengan barang bekas dari TPA.

Pernah suatu malam hujan deras dan angin kencang. Hana kecil diminta orang tuanya untuk mengungsi ke teras rumah tetangga, sebab atap rumah yang ditambal barang bekas telah dibawah terbang angin. Air hujanpun telah masuk ke dalam rumah karena atap yang bocor.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Muruga, Bapak di India yang Mengubah Dunia Hanya dengan 1 Pembalut

Sebagai anak tertua dari dua bersaudara menjadikannya terlatih untuk menyesuaikan dengan keadaan orang tuanya. Sarapan dengan nasi yang dicampur garam dan minyak bekas gorengan ikan tidak masalah baginya.

Meski anak gadis, namun ia sudah biasa dengan rutinitas membantu orang tuanya mendorong gerobak sampah bahkan semasa SD ia sering melakukan aktivitas mulung untuk kemudian uangnya diberikan kepada nenek agar bisa membeli nasi bungkus dengan lauk udang. Baginya bisa makan udang adalah hal langka.

Saat SMP ia juga sudah memiliki kemampuan dagang yang diturunkan dari ibunya, ini terlihat dengan upayanya membantu perekonomian keluarga berdagang aksesoris di sekolah.

Tidak banyak memang yang dihasilkan kala itu, akan tetapi dengan demikian ia tak perlu lagi merengek jajan kepada orang tuanya ataupun jalan kaki ke sekolah agar bisa makan leher ayam di kantin.

Halaman:

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x