Penemuan Jenazah Wanita Indonesia 700 Tahun ini Ubah Teori Migrasi Manusia Purba di Asia

- 6 Oktober 2021, 19:47 WIB
Ilustrasi. Penemuan Jenazah Wanita Indonesia 700 Tahun ini Ubah Teori Migrasi Manusia Purba di Asia
Ilustrasi. Penemuan Jenazah Wanita Indonesia 700 Tahun ini Ubah Teori Migrasi Manusia Purba di Asia /Pixabay/Stefan Keller

TERAS GORONTALO – Jejak genetik dalam tubuh wanita muda asal Indonesia yang meninggal 7.000 tahun yang lalu telah memberikan petunjuk pertama bahwa pencampuran antara manusia purba di Indonesia dan yang berasal dari Siberia jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Teori tersebut didasari pada penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada bulan Agustus.

Penelitian tersebut suda melewati analisis asam deoksiribonukleat (DNA), atau sidik jari genetik, dari wanita yang dikuburkan secara ritual di gua Indonesia.

"Ada kemungkinan bahwa wilayah Wallacea bisa menjadi titik pertemuan dua spesies manusia, antara Denisovans dan homo sapiens awal," kata Basran Burhan, seorang arkeolog dari Griffith University Australia kepada Reuters. Dikutip Teras Gorontalo.

Baca Juga: Sejarah Hukum Kuno Kerajaan Mongondow

Burhan, salah satu ilmuwan yang ikut dalam penelitian tersebut, merujuk pada wilayah Indonesia tepatnya di Sulawesi Selatan, tempat ditemukannya jasad dengan batu di tangan dan panggulnya, ditemukan di kompleks gua Leang Pannige.

Denisovans adalah sekelompok manusia purba yang dinamai dari sebuah gua di Siberia tempat jenazah mereka pertama kali diidentifikasi pada tahun 2010. Para ilmuwan hanya memahami sedikit tentang mereka, dan bahkan detail penampilan mereka tidak diketahui secara luas.

DNA dari Besse, demikian para peneliti menamai perempuan muda di Indonesia, menggunakan istilah untuk bayi perempuan yang baru lahir dalam bahasa daerah Bugis, adalah salah satu dari sedikit spesimen yang terpelihara dengan baik yang ditemukan di daerah tropis.

Baca Juga: Intip Desa Coklat di Bolmong yang Sukses Budidaya Kakao

Ini menunjukkan bahwa meskipun dia adalah keturunan dari orang-orang Austronesia yang umum di Asia Tenggara dan Oseania, dia juga memiliki jejak genetik Denisovan, kata para ilmuwan.

“Analisis genetik menunjukkan bahwa penjelajah pra-Neolitikum ini … berbagi penyimpangan genetik dan kesamaan morfologi paling banyak dengan kelompok Papua dan Pribumi Australia saat ini,” kata mereka di media.

Sampai saat ini, para ilmuwan mengira orang-orang Asia Utara seperti Denisovans baru tiba di Asia Tenggara sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Baca Juga: Ribuan Ton Emas Kerajaan Mongondow Bangun Eropa

DNA Besse mengubah teori tentang pola migrasi manusia purba tersebut dan mungkin juga menawarkan wawasan tentang asal usul orang Papua dan penduduk asli Australia yang memiliki DNA Denisovan.

“Teori tentang migrasi akan berubah, teori tentang ras juga akan berubah,” kata Iwan Sumantri, salah satu Dosen Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan, yang juga terlibat dalam proyek tersebut.
Jenazah Besse memberikan tanda pertama Denisovans di antara Austronesia, yang merupakan kelompok etnis tertua di Indonesia, tambahnya.

“Sekarang coba bayangkan bagaimana mereka menyebarkan dan mendistribusikan gen mereka untuk mencapai Indonesia,” kata Sumantri.
*** 

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah