Ustadz Adi Hidayat : Menghormati LGBT dengan Cara Seperti Ini

19 Juni 2022, 22:43 WIB
Ustadz Adi Hidayat : Menghormati LGBT dengan Cara Seperti Ini /Tangkapan layar youtube.com / Adi Hidayat Official.

TERAS GORONTALO – Terungkapnya kasus pernikahan sesama jenis yang menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini, tentunya membuat warga bertanya-tanya.

Mengapa orang ingin menikahi sesama jenis?

Bagaimana hukumnya dalam Islam?

Ustadz Adi Hidayat dalam channel YouTube-nya, Adi Hidayat Official menjelaskan bahwa di antara hikmah terbesar diciptakannya manusia adalah untuk membawa risalah mulia, dalam rangka membangun, memakmurkan dan menghadirkan harmoni berkehidupan di muka bumi ini.

Baca Juga: Nyalinya Kebangetan! Mantan Pemain Manchester United Ini Ajak Mike Tyson Duel Tinju di Atas Ring

Maksudnya adalah dalam membawa misi ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mendesign agar selalu ada pengganti yang dipersiapkan ketika yang sebelumnya tiada.

Dalam Al-Qur’an ini disebut dengan Khalifah, yang berakah dari kata “Khalafah” dengan makna yang akan saling menggantikan, meneruskan, membangun, memakmurkan dan menyukseskan misi dari Allah ini.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Baca Juga: Selain Admiral Ryokugyu, Inilah Kizaru dan Fujitora 2 Admiral dengan kekuatan yang Lebih Dahsyat

Dalam perjalanannya memenuhi hal ini, Allah kemudian menciptakan manusia dengan berpasangan, sejak Adam alaihissalam diciptakan.

Ini tertuang dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 35 :

وَقُلْنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya : Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

Maka kala itu, Allah memerintahkan Adam (lelaki) untuk tinggal di Surga bersama pasangannya, Hawa (perempuan), untuk berlatih dan menerima arahan sementara, sebelum turun untuk menjalankan tugasnya di Bumi.

Saat Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi untuk menjalankan misinya, maka sifat berketurunan yang saling menggantikan untuk meneruskan misi abadi Allah itu terus menerus dilanjutkan sampai dengan selesai dan kembali lagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Keturunan di sini diharapkan dapat menyebar ke berbagai tempat yang berbeda, kemudian membangun harmoni dan memakmurkan bumi dengan spirit takwanya.

Baca Juga: Sekte Thawe Nanra yang Viral dan Gegerkan Negara Tangmo Nida Thailand, Begini Kronologinya

Seperti dalam firman Allah pada Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 berikut :

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Tidak hanya itu saja, Al-Qur’an bahkan menganjurkan agar para orang tua dapat mendidik keturunannya agar siap menghadapi setiap tantangan yang datang dalam kehidupan mereka.

Allah Subahanu Wa Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surat An-Nisa ayat 9 :

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Bekal yang dimaksud untuk diberikan kepada setiap keturunan sini dapat berupa kekuatan intelektual, iman, maupun fisik, karena setiap generasi memiliki tantangannya sendiri dan itu merupakan salah satu cara membuktikan ketakwaan kita kepada Allah.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, kehidupan di bumi ini bisa dianggap telah sempurna menjalankan misi dari Allah adalah apabila manusianya mengikuti design fitrah berkehidupan.

Baca Juga: WHO Yakin Covid Bocor dari Laboratorium Wuhan, Teori Konspirasi?

Setiap generasi ada keturunannya yang akan meneruskan risalah dari para pendahulunya, sampai dengan nantinya berpulang kepada Allah.

Akan mustahil untuk menjalani misi dari Allah ini jika manusianya tidak memiliki keturunan dan menyalahi fitrahnya dalam kehidupan yang telah digariskan oleh Allah.

Atas dasar inilah, maka sebagai manusia, kita harus menjaga nilai kemanusiaan yang telah Allah berikan.

Oleh karena itu, jika Allah telah menciptakan seorang laki-laki, maka jalanilah kodratnya sebagai laki-laki seperti yang telah digariskan oleh Allah.

Pun demikian jika diciptakan sebagai seorang perempuan, maka jalanilah kodrat dengan sebagaimana mestinya.

Penuhilah tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kodrat masing-masing, jalani pedoman-pedoman kehidupan yang bisa saling menyempurnakan antara laki-laki dengan perempuan, yang di antaranya menghadirkan keturunan yang dapat membawa kemakmuran di muka bumi.

Hal ini telah dijelaskan dalam Qur’an Surat An-Nisa ayat 1 :

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Gunakanlah cara yang benar dan legal agar keturunan yang dihadirkan akan memiliki kualitas serta kuantitas yang baik, sesuai dengan visi dan misi yang diberikan oleh Allah.

Tempatkanlah diri kita sesuai kodratnya serta junjunglah tinggi adab dengan cara menerima serta menjalankan setiap apa yang telah digariskan oleh Allah dengan cara yang benar dan baik, agar sinergi antara laki-laki dan perempuan ini bisa menjadi sempurna.

Sejak zaman Nabi Luth alaihissalam, Allah telah berjanji untuk menjaga nilai-nilai kehormatan manusia agar bisa menjaga kelanggengan dari mereka yang memiliki keturunan.

Menjaga nilai-nilai kemanusiaan di setiap zaman serta memunculkan hal-hal baru yang bisa membawa kemakmuran serta kenyamanan di setiap masanya.

Tentunya, kata Ustadz Adi Hidayat, hal tersebut tidak akan tercapai apabila manusianya menodai atau bahkan menyimpang dari fitrahnya.

Seperti laki-laki yang menjadi perempuan, merubah tampilan fisiknya menyerupai perempuan.

Atau sebaliknya perempuan ingin menyerupai laki-laki dengan melakukan perubahan pada bentuk fisiknya.

Hingga terciptanya hubungan sesama jenis, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan.

Di mana hal tersebut dapat menjadi ancaman terhadap nilai-nilai kemanusiaan kita.

Bagaimana bisa ada generasi-generasi penerus yang baik jika fitrah Allah itu telah diubah atau disimpangkan atau lebih daripada itu.

Baca Juga: Usai Tangmo Nida, Selebgram Thailand Tewas Mengenaskan Karena Tersedak Sate Babi

Menurut Ustadz Adi Hidayat, penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi ini menjadi tugas kita bersama untuk mengembalikannya ke fitrah yang benar, sebagai bentuk kepedulian kita dalam menjaga nilai-nilai kemanusiaan.

LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) bukan merupakan bagian dari fitrah kita sebagai manusia.

LGBT hadir akibat dampak atau pengaruh dari lingkungan di sekitar kita, termasuk pengaruh dari sikap, sifat maupun interaksi yang menjadikan beberapa kalangan manusia akhirnya bergeser dari keadaan awal saat dia diciptakan.

Cara menghormati LGBT adalah dengan mengembalikannya kepada fitrah yang benar, tapi tidak dengan cara memandang rendah atau melecehkan atau sampai menghina orang-orang yang telah terkontaminasi dengan hal ini.

Namun, jangan sampai hal ini kemudian difasilitasi atau dilegalkan, karena hanya akan semakin membuat mereka semakin yakin bahwa hal tersebut adalah benar dan sudah sesuai dengan fitrahnya.***



Editor: Viko Karinda

Sumber: YouTube Ustad Adi Hidayat Official

Tags

Terkini

Terpopuler