Penderita dapat saja merasa euforia (mania atau hipomania), dan sesaat kemudian menjadi depresi.
Ketika fase depresi datang, penderita akan merasakan kesedihan yang mendalam, kehilangan minat ekstrem terhadap aktivitas yang biasanya disukai, hingga kehilangan harapan hidup.
Sebaliknya, ketika fase hipomania datang penderita dapat merasakan kegembiraan yang meluap-luap (euforia), penuh tenaga, dan biasanya tak bisa dikontrol.
Salah satu gejala yang biasa ditemukan pada penderita bipolar adalah perubahan mood yang drastis pada saat episode emosi tinggi dan rendah.
Perubahan tersebut terjadi karena ketidak seimbangan kimia pada otak yang disebabkan oleh berbagai hal seperti, luka akibat trauma pada otak, penyalahgunaan obat-obatan, dan lain sebagainya.
Dalam beberapa kasus, penderita bipolar dapat terus mengalami depresi dalam waktu yang cukup lama begitupun sebaliknya, bahkan dapat berlangsung selama berbulan-bulan.
Adapun untuk gejalanya, terhadap beberapa jenis yang termasuk ke dalam mania atau depresi.
Gejala yang biasanya teramati pada pasien bipolar adalah perubahan suasana hati dan perilaku yang tak bisa diprediksi serta biasanya berdampak pada kehidupan pribadi, di antaranya: