Dari Pahlawan Jadi Buronan, Inilah Profil Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa

17 Juli 2022, 16:38 WIB
Dari Pahlawan Jadi Buronan, Inilah Profil Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa /tangkap layar Twitter / @AthaudaDasuni/

TERAS GORONTALO – Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa diketahui kabur dari negaranya sejak Rabu, 13 Juli 2022 waktu setempat.

Gotabaya Rajapaksa diduga melarikan diri setelah kediamannya diserbu oleh ratusan demonstran.

Sebagai seorang Presiden, Gotabaya Rajapaksa menjadi orang yang paling bertanggungjawab atas krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka.

Setelah sebelumnya kabur menuju Maladewa pada 13 Juli 2022 lalu, pria yang kini berusia 73 tahun ini, diketahui terbang ke Singapura dengan menggunakan sebuah pesawat Arab Saudi. 

Baca Juga: One Piece: Jelang Chapter 1054, Eiichiro Oda Titip Pesan, “Tetaplah Bersamaku Sedikit Lagi”

Melansir dari Reuters, salah seorang penumpang yang enggan untuk menyebutkan namanya, mengatakan bahwa Gotabaya Rajapaksa dijemput oleh sekelompok pengawal.

Penumpang tersebut melihat Gotabaya Rajapaksa bersama keluarganya, meninggalkan ruangan VIP bandara dalam iring-iringan kendaraan berwarna hitam.

Siapakah Gotabaya Rajapaksa ini dan mengapa dia sampai harus melarikan diri ke luar negeri?

Dilansir dari Britannica, Gotabaya Rajapaksa ini sebelumnya merupakan seorang perwira militer sekaligus Politisi Sri Lanka. 

Baca Juga: Kisah Ahli Ibadah Yang Jasadnya Hendak Dibakar Rasulullah, Ada Apa Ya?

Terlahir sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara, Gotabaya Rajapaksa ternyata berasal dari keluarga yang memiliki pengaruh di Sri Lanka.

Ayah Gotabaya Rajapaksa diketahui pernah menjabat sebagai anggota Parlemen dan Menteri dari Kabinet Beliatta, di distrik Hambantota, pada tahun 1947 hingga 1965 silam.

Pria kelahiran 20 Juni 1949 ini kemudian bergabung dengan militer Sri Lanka pada tahun 1971, setelah menyelesaikan pendidikannya di Ananda College, Colombo.

Dia sempat menjalani pelatihan serta kursus di Wellington India, serta di Rawalpindi dan Quetta Pakistan.

Tidak hanya itu, Gotabaya Rajapaksa juga pernah mengikuti pelatihan di Fort Benning Georgia, Amerika Serikat.

Pada tahun 1983, dirinya berhasil memperoleh gelar master dalam studi tentang pertahanan di Universitas Madras.

Selanjutnya di tahun 1992, Gotabaya Rajapaksa juga kembali memperoleh gelar master di bidang teknologi informasi di Universitas Colombo dan memulai karirnya pada sebuah perusahaan IT di sana.

Sebelum menjadi Presiden, Gotabaya Rajapaksa ternyata adalah seorang tokoh militer yang disegani di Sri Lanka.

Dia diketahui sempat berpartisipasi dalam sebuah perlawanan terhadap kelompok separatis yang ingin memisahkan Sri Lanka pada tahun 1980 sampai 1990-an.

Gotabaya Rajapaksa juga pernah mendapatkan penghargaan berupa dua medali militer, yaitu Rana Sura Padakkama dan Rana Wickrama Padakkama, pada tahun 1991 silam.

Pada tahun 1998, Gotabaya Rajapaksa kehilangan statusnya sebagai warga negara Sri Lanka, setelah beremigrasi ke Amerika Serikat.

Ketika itu, dirinya bekerja pada sebuah sekolah, yakni Loyola Law School di Los Angeles, sebagai profesional TI.

Ketika kakaknya, Mahinda Rajapaksa menjadi Presiden yang terpilih di tahun 2005, Gotabaya Rajapaksa pun kembali mendapatkan kewarganegaraannya.

Di tahun yang sama juga, dia kemudian diangkat menjadi Sekretaris Kementerian Pertahanan hingga tahun 2015 silam.

Pada tahun 2019, Gotabaya Rajapaksa diajukan sebagai calon Presiden dari Partai Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP), yang didirikan oleh saudaranya, Basil Rajapaksa.

Dalam masa awal pemerintahannya, Gotabaya Rajapaksa dianggap cukup berhasil saat menangani gelombang awal pandemi Covid-19 di Sri Lanka.

Akan tetapi, memasuki bulan Mei di tahun 2021, dirinya mulai memberlakukan larangan terhadap impor pupuk dan pestisida sintesis yang mengakibatkan produksi pertanian berkurang, hingga menyebabkan petani sengsara.

Sementara itu, tingginya lonjakan angka infeksi Covid-19 pada 2021, juga ikut menyebabkan pemerintahan Gotabaya Rajapaksa kewalahan.

Bahkan diketahui, Sri Lanka tidak mampu untuk menghadapi kenaikan harga bahan bakar global, serta sempat mengalami kekurangan bahan makanan.

Akibat diterpa dengan serangkaian permasalahan ekonomi inilah yang menjadi pemicu aksi protes dari penduduk Sri Lanka.

Ini juga yang mendorong mereka kemudian mengambil langkah menduduki kediaman Gotabaya Rajapaksa beserta Perdana Menterinya saat itu.

Hingga akhirnya pada 13 Juli 2022 lalu, Gotabaya Rajapaksa kemudian menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Presiden Sri Lanka dan lantas melarikan diri ke Singapura.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler