Pembunuh Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Didakwa 43 Tuduhan

13 Januari 2023, 14:23 WIB
Pembunuh Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Didakwa 43 Tuduhan /Twitter @Heraamadesu dan Instagram yusrilihzamhd/

TERAS GORONTALO- Pembunuh mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abd akhirnya didakwa oleh Kejaksaan Jepang.

Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Nara mendakwa pria yang bernama Tetsuya Yamagami (42), atas tuduhan pembunuhan serta melanggar undang-undang senjata setelah menyelesaikan evaluasi psikiatri selama enam bulan, lapor surat kabar itu.

Dalam kejahatan yang mengejutkan dunia, Tetsuya Yamagami ditangkap di tempat pada 8 Juli setelah diduga menembak Abe dengan senjata rakitan saat mantan Perdana Menteri itu memberikan pidato pada kampanye pemilihan di kota barat Nara.

Baca Juga: One Piece 1073: Eiichiro Oda Bongkar, Kaido Telah Tiba Di Egghead Untuk Membantai Luffy

Dia dilaporkan menyimpan dendam terhadap Gereja Unifikasi karena memiskinkan keluarganya, dengan mengatakan bahwa Gereja membujuk ibunya untuk menyumbangkan sekitar 100 juta yen , dan menyalahkan Shinzo Abe karena mempromosikan organisasi keagamaan tersebut.

Gereja Unifikasi didirikan di Korea Selatan pada tahun 1954 dan terkenal dengan pernikahan massalnya, mengandalkan pengikut Jepangnya sebagai sumber pendapatan utama.

Pembunuhan itu menyoroti bukti untuk mengungkap hubungan yang dalam dan lama antara gereja dan anggota parlemen Partai Demokratik Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang .

LDP telah menyangkal adanya hubungan organisasi dengan gereja tersebut, tetapi mengakui bahwa banyak anggota parlemen memiliki hubungan dengan kelompok agama tersebut.

Tingkat persetujuan untuk pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida telah jatuh ke rekor hukum di tengah terungkapnya hubungan antara gereja dan banyak anggota parlemen LDP.

Baca Juga: Mengidap Penyakit Distonia Hingga Hartanya Terkuras Ferry Irawan Ingin Bunuh Diri

Perdana Menteri mengganti para menteri yang memiliki hubungan dengan gereja dari kabinetnya pada bulan Agustus dan kegemparan terus-menerus terkait dengan gereja memaksa pengunduran diri menteri revitalisasi ekonominya pada bulan Oktober .

Pada bulan November, Jepang meluncurkan penyelidikan ke gereja yang dapat mengancam status hukumnya setelah pembunuhan Abe

Shinzo Abe ditembak menggunakan Shotgun, dan langsung menembus dadanya.

Sempat kritis, Shinzo Abe pun dinyatakan meninggal dunia.

Dokter yang merawat sudah mencoba menghentikan pendarahan, namun nyawa mantan Perdana Menteri itu tidak terselamatkan.

Dalam sebuah video amatir yang beredar, Shinzo Abe ditembak sebanyak dua kali.

Tembakan pertama ia mundur, pada tembakan kedua Shinzo Abe langsung jatuh ke tanah.

Kejadian-kejadian seperti ini sangat jarang terjadi di Jepang, sehingga para petugas keamanan terlihat lengah.

Terlihat beberapa petugas di sekitar lokasi pidato Shinzo Abe tidak siap mengantisipasi hal-hal demikian terjadi.

Saat ini, pelaku penembakan mantan Perdana Menteri Jepang itu sudah teridentifikasi.

Pelaku penembakan Shinzo Abe bernama Tetsuya Yamagami, berusia 41 tahun.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Amarah Naik Turun Ferry Irawan Saat Hasrat Tak Terpenuhi, 3 Bulan Alami KDRT?

Saksi yang melihat kejadian, setelah penembakan terjadi, Tetsuya tetap berada di lokasi dan tidak kabur.

Shot Gun yang digunakan Tetsuya saat menembak Shinzo Abe terlihat seperti home made, atau rakitan.

Diketahui, Tetsuya Yamagami adalah mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.

Tetsuya Yamagami berhenti aktif pada tahun 2005.

Dikatakan, motif pembunuhan Tetsuya atas dasar ketidakpuasanya terhadap Shinzo Abe.

Baca Juga: Tegas! Venna Melinda Akan Gugat Cerai Ferry Irawan: Sudah Cukup Kekerasan Yang Saya Alami

Tetsuya Yamagami saat ini ditahan untuk diinterogasi di kantor kepolisian Nara Nishi.

Kejadian tersebut sontak memicu kepanikan warga Jepang.

Shinzo Abe merupakan Perdana Menteri terlama Jepang.

Berbagai pihak di Jepang mengecam aksi brutal tersebut.

Aksi brutal atas penembakan Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang, saat ini menjadi berita Internasional. ***

 

Editor: Viko Karinda

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler