Korbannya 4 Wanita Sekaligus, Ini Kronologi Honour Killing Keluarga Shafia yang Sempat Mengguncang Dunia

- 24 Juni 2022, 23:34 WIB
Korbannya 4 Wanita Sekaligus, Ini Kronologi Honour Killing Keluarga Shafia yang Sempat Mengguncang Dunia.
Korbannya 4 Wanita Sekaligus, Ini Kronologi Honour Killing Keluarga Shafia yang Sempat Mengguncang Dunia. /Twitter @IADCpodcast
TERAS GORONTALO – Kasus pembunuhan tragis yang mengatasnamakan kehormatan atau honour killing ini tidak henti-hentinya menjadi perbincangan hangat publik.
 
Rata-rata mereka yang menjadi korban dalam honour killing ini adalah wanita, dan umumnya berasal dari India, Pakistan, Afghanistan, atau beberapa negara di Asia Selatan dan Timur Tengah lainnya.
 
Seperti halnya kasus berikut ini yang sangat mengguncangkan dunia, karena melibatkan kematian dari empat orang wanita sekaligus di Kanada, 30 Juni 2009 silam.
 
Dikutip dari YouTube The Fifth Estate, diketahui bahwa keempat orang korban tersebut adalah Zainab (19), Sahar (17), Geeti (13) dan Rona Ali Mohammad (52).
 
 
Semuanya memiliki jenis kelamin perempuan, dengan rentang usia yang terbilang masih produktif.
 
Keempat wanita ini dibunuh dengan sadis oleh ayah sekaligus suami dari salah seorang korban yakni Mohammad Shafia (58), ibu kandung yang juga merupakan isteri kedua, Tooba Mohammad Yahya (41), serta saudara laki-laki tertua, Hamid (18).
 
Diketahui bahwa tiga orang dari keempat korban ini merupakan anak kandung dari si pelaku sendiri.
 
Sedangkan korban wanita dengan usia paling tua di antaranya, merupakan istri pertama dari si pelaku.
 
 
Kronologi kejadian ini bermula pada saat keluarga Shafia akan melakukan perjalanan liburan, setelah sebelumnya ada konflik yang terjadi.
 
Ayah mereka, Mohammad Shafia, merencanakan sebuah liburan keluarga besar ke Air Terjun Niagara.
 
Mereka berangkat dengan menggunakan dua mobil terpisah. Sang ayah, saudara laki-laki mereka, Hamid, dan beberap anak yang berusia lebih muda, berangkat dengan menggunakan mobil Lexus.
 
Sedangkan para wanitanya, berangkat dengan sebuah mobil Nissan Sentra yang baru saja dibeli oleh Mohammad.
 
 
Seperti halnya para turis, mereka mengikuti semua atraksi yang disiapkan di tempat tersebut.
 
Bahkan Sahar sempat mengabadikan momen-momen bahagia yang langka itu dengan kamera ponsel miliknya.
 
Akan tetapi, tidak ada seorang pun yang menyadari ketidakhadiran saudara laki-laki mereka, Hamid.
 
Sebagai informasi, sebelum liburan ini dilakukan, Hamid sempat melakukan penelusuran dalam situs-situs online secara berjam-jam beberapa hari sebelum kejadian.
 
 
Dia (Hamid) melakukan pencarian terhadap peta di wilayah Eastern Ontario, memeriksa sungai-sungai, danau terpencil, tubuh di dalam air, dan hal-hal serupa lainnya 
 
Kemudian pada 20 Juni 2009, sebuah kata kunci pencarian digunakan dalam penelusuran tersebut, “Di mana tempat untuk melakukan pembunuhan”.
 
Berdasarkan hasil pelacakkan Kepolisian Kanada terhadap GPS dari ponsel milik Hamid, diketahui bahwa dirinya pada hari kejadian, tengah melakukan perjalanan balik dari Air Tejun Niagara dan berada di Kingston, dekat sebuah kanal yang terkenal namun terpencil.
 
Dia (Hamid) berkumpul kembali dengan keluarganya, saat mereka telah check-out dari Hotel, untuk berkendara di malam hari dan lagi-lagi dengan menggunakan dua mobil terpisah.
 
 
Tepat pada pukul 01.38 pagi waktu setempat, keluarga Shafia ini akhirnya tiba di Kingston, dekat salah satu kanal yang ternyata sudah dikunjungi Hamid sebelumnya.
 
Di sinilah teka-teki besar dimulai. Keempat orang wanita ini secara misterius ditemukan tewas pada keesokan harinya. Tenggelam ke dasar kanal yang dingin, bersama mobil Nissan Sentra milik keluarga.
 
Dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), ditemukan beberapa petunjuk penting.
 
Di antaranya, penemuan pecahan sebuah kaca di permukaan jalan yang akhirnya berhasil diidentifikasi sebagai pecahan lampu depan mobil.
 
 
Bukti lainnya sekaligus menjadi TKP utama adalah mobil Nissan Sentra yang diangkat dari dasar kanal bersama keempat korban.
 
Beberapa fakta muncul setelah ditemukannya bukti-bukti ini.
 
- Kunci kontak dalam keadaan mati
 
- Seatbelts (sabuk pengaman) dalam keadaan terkunci semua
 
- Semua kursi depan berada dalam posisi terbaring (direbahkan)
 
Keempat wanita ini ditemukan di air dengan kedalaman dua meter saja.
 
Akan tetapi tidak ada sama sekali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka berusaha untuk meloloskan diri dari insiden tersebut.
 
Kepolisian Kanada pun mulai melakukan interogasi terhadap keluarga dari keempat wanita ini, demi untuk mendapatkan jawaban dari teka-teki peristiwa tersebut.
 
Dalam pernyataannya, baik Mohammad, Tooba maupun Hamid, sama-sama membuat pernyataan bahwa mereka (korban) mencuri kunci mobil dan kemudian membawanya ke area kanal tersebut.
 
Akan tetapi, meski sempat berkelit, ternyata ada satu bukti kuat yang ditinggalkan Hamid, yang mengarahkan penyelidikan ini kepada pembunuhan.
 
Pada pukul 07.30 pagi waktu kejadian, Hamid menghubungi 911 (nomor darurat) untuk melaporkan perihal kecelakaan yang dialaminya saat mengendarai Lexus.
 
Menelusuri laporan tersebut, polisi kemudian melakukan pencarian terkait mobil Lexus ini, hingga akhirnya ditemukan pada salah satu garasi milik keluarga Shafia di Montreal, 300 km jauhnya dari Kingston.
 
Saat ditemukan, Lexus tersebut memiliki kerusakan pada bagian lampu depannya, yang mengindikasikan adanya benturan.
 
Selama masa penyelidikan berlangsung, keluarga Shafia justru menunjukkan raut kesedihan di hadapan publik, seolah-olah mereka telah mengalami kehilangan yang sangat besat.
 
Tanpa mereka sadari, polisi masih menaruh kecurigaan terhadap cerita yang mereka sampaikan.
 
Polisi kemudian menyadap perangkat elektronik untuk mendengar yang diletakkan dalam mobil, guna memperoleh hasil percakapan yang terjadi saat hari kejadian.
 
Isi percakapan yang berhasil disadap itu membuat polisi terkejut. Nada bicara Mohammad terkesan penuh dengan anarah terhadap keempat wanita ini.
 
Mohammad, dalam percakapan tersebut mengatakan bahwa tidak ada lagi jalan lain selain kematian, karena tidak ada yang lebih penting daripada sebuah kehormatan.
 
Mohammad menganggap ketiga anaknya telah terpengaruh oleh budaya Barat dan sudah tidak mungkin untuk diperbaiki lagi.
 
Bahkan bagi Mohammad, istri pertamanya pun dianggap telah membangkang darinya dan melanggar aturan yang telah dia ciptakan di rumah tersebut.
 
Dari bukti rekaman inilah maka polisi kemudian menetapkan ketiga sebagai tersangka pembunuhan tingkat pertama.
 
Polisi menyimpulkan bahwa mobil Nissan Sentra yang ditumpangi keempat korban, telah didorong secara sengaja oleh mobil Lexus milik ayah dan suami mereka, hingga jatuh ke dasar kanal.
 
Namun satu hal yang masih menjadi misteri adalah, apakah mereka masih hidup, atau sudah dalam keadaan mati saat tubuhnya ditenggelamkan pada dasar kanal yang dingin itu.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: YouTube The Fifth Estate


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x