Sekolah Ditutup, Jepang Krisis Populasi dan Terancam Punah

- 2 April 2023, 17:10 WIB
Pemandangan pendaftaran murid baru saat pergantian tahun ajaran sekolah tidak akan bisa dilihat lagi karena masalah ini, dan hal ini membuat Pemerintah Jepang semakin khawatir.
Pemandangan pendaftaran murid baru saat pergantian tahun ajaran sekolah tidak akan bisa dilihat lagi karena masalah ini, dan hal ini membuat Pemerintah Jepang semakin khawatir. /pixabay/

TERAS GORONTALO – Jepang kini dilanda ancaman kepunahan populasi penduduk.

Baru-baru ini beberapa sekolah di Jepang dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, ditutup permanen.

Alasan ditutupnya tempat pelaksanaan belajar dan mengajar itu, dikarenakan kurangnya murid yang secara tak langsung mengartikan bahwa Jepang sedang kekurangan penduduk dan tidak lagi memiliki generasi baru. 

Baca Juga: Viral, Kurt Cobain Disebut Bukan Bunuh Diri Tapi Dibunuh?

Pemandangan pendaftaran murid baru saat pergantian tahun ajaran sekolah tidak akan bisa dilihat lagi karena masalah ini, dan hal ini membuat Pemerintah Jepang semakin khawatir.

Tak hanya itu saja, di Jepang sudah dijumpai beberapa pemukiman kosong tak berpenghuni yang ditinggal wafat oleh penghuninya, dan aset tersebut tak bisa diwariskan ke anak cucunya karena tak ada yang meneruskan.

Dilansir dari Twitter @Strategi_Bisnis, harapan untuk melahirkan generasi yang baru tidak ada, sementara penduduk Jepang didominasi oleh manula dengan mayoritas usia 50 tahun keatas, akibatnya pertumbuhan ekonomi jadi lambat dikarenakan biaya kesehatan dibebankan seluruhnya pada generasi yang sudah tidak produktif lagi. 

Baca Juga: Ini Alasan Pemerintah Dunia One Piece Membubarkan Shicibukai

Masa depan ekonomi Jepang terancam, depopulasi yang melanda Jepang terjadi secara cepat padahal Pemerintah telah mengupayakan berbagai usaha untuk mendorong angka kelahiran, menaikkan anggaran untuk insentif pasangan yang ingin menikah hingga biaya persalinan demi menghindari depopulasi.

Anjloknya populasi akan membuat pertumbuhan ekonomi Jepang mati. Jepang bahkan diisukan akan kehilangan separuh penduduknya dalam 75 tahun depan jika hal ini tidak segera ditangani, dan tak hanya Jepang, masalah serius yang sama juga sedang berlangsung di Korea Selatan dan China. 

Dilansir dari Twitter @spectatorindex, jika Jepang akan anjlok dalam 75 tahun ke depan, sementara di Korea akan terjadi pada 50 tahun lebih cepat.

Meskipun lebih parah dari Jepang, kedua negara tersebut akan sama-sama menghadapi kiamat ekonomi jika tidak segera ditangani.

Setiap tahunnya Jepang mengalami penurunan penduduk. Di tahun 2010, populasi Jepang mencapai 127 juta jiwa, 126 juta jiwa di tahun 2015 dan 125 juta jiwa di tahun 2020, dan pada tahun 2022 angka tersebut turun dibawah 800.000 jiwa.

TFR atau total fertility rate (angka kesuburan total) adalah salah satu solusi yang akan diterapkan oleh suatu Negara untuk meningkatkan populasi, di atas 2.1 (jumlah anak yang dilahirkan) dan hal ini sudah dicanangkan pemerintah Jepang untuk penduduknya.

Namun, TFR yang diberlakukan oleh penduduk Jepang hanya 1.3, yang jauh dari batas minimal TFR. Korea Selatan juga menerapkan jumlah yang sangat sedikit dari Jepang, yaitu sekitar 0.8. Ini dikarenakan warga Jepang dan Korea Selatan menganut childfree.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x