Teks Khutbah Idul Fitri 2022, Mudah Dipahami dan Menyentuh Hati: Dua Pesan Ramadhan Untuk Kita

30 April 2022, 10:03 WIB
Teks Khutbah Idul Fitri 2022, Mudah Dipahami dan Menyentuh Hati: Dua Pesan Ramadhan Untuk Kita /freepik.com/prostooleh

TERAS GORONTALO - Berikut teks khutbah singkat Idul Fitri 2022 1443 H terbaru dengan materi pembahasan pesan untuk Ramadhan.

Bulan Ramadhan sudah memasuki hari hari terakhir dan semua umat muslim akan menyambut Idul Fitri 2022 atau 1 syawal 1443 H tepat pada tanggal Senin 2 Mei 2022.

Namun, berberapa hal yang tetap harus dijaga yakni pesan pesan yang bisa diambil atau di petik sepanjang Ramadhan.

Baca Juga: Semarak Lebaran, Inilah 17 Link Twibbon Tema Idul Fitri 1443 Hijriah tahun 2022, Keren dan Update

Berikut ini teks naskah khutbah Idul Fitri yang menyentuh hati untuk di pakai atau digunakan dilansir Teras Gorontalo dari khutbah singkat.com

Mukaddimah Khutbah Idul Fitri

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ramadhan telah meninggalkan kita, ada rasa haru pada diri kita ketika ramadhan ini telah meniggalkan kita.

Dari semenjak terbenamnya matahari kemarin, muslimin dan muslimat di seluruh dunia menggemakan takbir membesarkan Allah SWT, sebagai bentuk pengakuan bahwa sehebat apapun ibadah Ramadhan kita, seberapa hebat kita melaksanakan puasa, sebarapa banyak shalat-shalat yang kita kerjakan pada malam hari selama bulan ramadhan.

Semua itu tidak akan terlaksana jika Allah tidak mengizinkan, sungguh bukan karena amal ibadah kita, bukan karena puasa kita, bukan karena shalat kita, kita akan masuk syurga, tetapi kita masuk syurga karena Ridho dan rahmat Allah SWT.


Saat ini, kita berkumpul di sini melaksanakan Shalat Iedul fitri, di tempat yang penuh berkah, di pagi yang mulia ini. Namun, Mari kita sedikit menengok ke kanan dan ke kiri kita, ke depan dan ke belakang kita.

Dimana orang-orang yang tekasih, yang tahun lalu masih berlebaran dengan kita. Dimana ayah kita, dimana ibu kita, dimana saudara dan tetangga kita yang tahun lalu masih berlebaran dengan kita, tapi saat ini mereka semua telang di Panggil Oleh Allah SWT.. Mari kita doakan mereka semua agar selalu dalam Naungan Rahmat kasih sayang Allah SWT.

Kemudiaan mari kita mengingat tahun tahun lalu, di mana Ramadhan tahun lalu kita tidak bisa melaksanakan Shalat tarawih secara berjamaah, bahkan Shalat ied pun di sebagian tempat tidak bisa di laksanakan.

Bahkan saat ini, sebagaimana kita lihat di TV India dengan lonjakan kasus Covid19, sehingga mereka tidak bisa melaksanakan Ibadah secara Normal, di belahan bumi lain banyak saudara-saudara kita yang saat ini masih dalam suasana perang, sehingga tidak bisa melaksanakan ibadah Shalat Ied.

Maka hadirin yang di Rahmati Allah..

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT. Kita masih di beri panjang umur, kita masih di beri kesehatan, kita masih diberi kesempatan sehingga kita bisa berkumpul di sini melaksanakan Shalat Iedul Fitri, semoga Dosa-Dosa kita di ampuni Allah SWT

Hadirin Yang di Rahmati Allah

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas izin dan karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari raya bersama.

Maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:

اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ

“Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya kamu sekalian

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ

Maka Allah pun berkata: ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka’.

فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ

Sesorang kemudian berseru: ‘Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan Kebaikan'.
Kemudiaan mari kita mengingat tahun tahun lalu, di mana Ramadhan tahun lalu kita tidak bisa melaksanakan Shalat tarawih secara berjamaah, bahkan Shalat ied pun di sebagian tempat tidak bisa di laksanakan.

Bahkan saat ini, sebagaimana kita lihat di TV India dengan lonjakan kasus Covid19, sehingga mereka tidak bisa melaksanakan Ibadah secara Normal, di belahan bumi lain banyak saudara-saudara kita yang saat ini masih dalam suasana perang, sehingga tidak bisa melaksanakan ibadah Shalat Ied.

Maka hadirin yang di Rahmati Allah..

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT. Kita masih di beri panjang umur, kita masih di beri kesehatan, kita masih diberi kesempatan sehingga kita bisa berkumpul di sini melaksanakan Shalat Iedul Fitri, semoga Dosa-Dosa kita di ampuni Allah SWT.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri 1442 H: Karantina Suci di Bulan Ramadhan

Hadirin Yang di Rahmati Allah

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas izin dan karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari raya bersama.

Maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:

اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ

“Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya kamu sekalian

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ

Maka Allah pun berkata: ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka’.

فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ

Sesorang kemudian berseru: ‘Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan’.

فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri PDF Terbaru Indonesia: Mari Minta Maaf, Peluk dan Doakan Orang Tua

Kemudian Allah pun berkata: ‘Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jama`ah Idul Fitri yang berbahagia

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang.

Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab, 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi haram.

Sementara dari aspek sosial, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan lapar. Oleh karena itu, ada dua pesan dan kesan Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama.

Pesan pertama, Ramadhan adalah Tahdzibun Nafsi (Pendidikan Nafsu)

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Sebagaimana kita ketahui Nafsu akan cenderung membawa kita kepada kehancuran, apabila kita tidak mampu untuk mengendalikannya.

Orang yang selalu menuruti hawa nafsunya akan cenderung melakukan perbuatan yang melampaui batas. Kejahatan seksual, perselingkuhan, pembunuhan dan sebagainya.

Hawa nafsu itu bagaikan api yang berkobar di dalam dada, apabila dituruti maka akan semakin menggila, bagaikan api yang disiram bensin, semakin disiram, semakin menyala dan sulit dikendalikan.

Tidak sedikit manusia yang buta mata hatinya dalam menuruti hawa nafsunya. Orang dalam kondisi seperti ini tidak dapat menerima nasihat karena hanya nasehat setan yang menjadi pedoman hidupnya.

Maka hadirin yang di rahmati Allah, pada hari ini orang yang di terima puasanya adalah orang yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu.

Pada bulan puasa kemarin kita dilatih untuk menahan diri dari hal-hal yang dibolehkan, kita dilarang makan pada siang hari, padahal makanan itu adalah hak milik kita, halal untuk kita. Maka selesai Ramadhan kita harus bisa menahan untuk tidak memakan yang bukan milik kita.

Pada saat Ramadhan kita mampu menahan tidak berjima’ padahal kita punya istri yang sah, maka selesai ramadhan kita harus mampu menahan nafsu dari zina, baik zina mata, tangan dan seluruh anggota badan.

Pada saat Ramadhan kualitas ibadah kita meningkat, baik Shalat Fardlu maupun Shalat Sunnat, kita terbiasa bangun malam hari untuk melaksanakan Sahur, maka selesai Ramadhan diharapkan kita sudah mampu dan terbiasa melakukan ibadah-ibadah tersebut. Bukan malah menjadi kendor.

Inilah salah satu tujuan dari bulan Ramadhan, kita yang sampai saat ini di beri umur panjang, bisa melaksanakan ibadah Ramadhan satu bulan penuh, harus bisa membawa kebiasaan-kebiasaan baik itu setelah ramadhan.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Pesan kedua adalah pesan sosial Ramadhan

Ini terlukiskan dengan indah justru pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah, tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi.

Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan.

Di antara hikmah zakat adalah dapat mempererat Tali Persaudaraan dan melatih kerendahan hati.

Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT;

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah

Demikianlah Khutbah Tentang dua pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan dua pesan ini ke dalam bingkai kehidupan nyata.


Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yang terlarang, yang bisa menjeremuskan kita kepada api Neraka dan juga bisa menjauhi hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

Marilah kita bersama-sama menjalin hubungan silaturrahim serta kerjasama baik tanpa membeda-bedakan status sosial dan agama.

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: KhutbahSingkat.com

Tags

Terkini

Terpopuler