Begini Sunnah Dzikir di Bulan Dzulhijjah dan Cara Melafazkannya

2 Juli 2022, 16:36 WIB
Begini Sunnah Dzikir di Bulan Dzulhijjah dan Cara Melafazkannya. /Pixabay.com/ @Syaibatulhamdi/

TERAS GORONTALO - Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang sangat agung dan dihormati.

Bulan Dzulhijjah termasuk dalam kelompok bulan-bulan haram yang Allah sebutkan dalam kitab suci Al Quran yang artinya, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu berbuat zalim terhadap dirimu dalam bulan yang empat itu…” (QS. at-Taubah : 36).

Baca Juga: Idul Adha, Ustadz Das'ad Latif Ceritakan Proses Qurban Nabi Ibrahim

Di antara amalan yang dianjurkan pada bulan ini adalah ibadah haji bagi yang mampu melakukannya yakni shalat Idul Adha dan ibadah kurban bagi yang mampu.

Tidak hanya itu, di bulan Dzulhijah

juga disunnahkan memperbanyak dzikir dengan melafazkan takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah

Muslim harus mengucapkan takbir keras di masjid, rumah, jalan dan setiap tempat yang diperbolehkan untuk mengingat Allah.

Baca Juga: Hasil dari Amalan di Dunia Berubah Menjadi Sosok Ini, Begini Penjelasan Gus Baha

Seperti yang dilansir dari laman Aboutislam, ada beberapa jenis takbir, begini penjelasannya.

Jenis Takbir

Pertama-tama, penting untuk dicatat bahwa takbir diperbolehkan dari awal Dzulhijjah hingga akhir hari ke-13.

Ada dua jenis takbir: Terbatas dan terbatas. Takbir haram dimulai dari awal Dzulhijjah hingga hari raya Idul Fitri, sedangkan takbir terbatas dibatasi waktu setelah shalat wajib.

Baca Juga: Sabar Itu Bukan Diam, Ini Contoh dari Nabi Muhammad, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Takbir yang diucapkan

Kata-kata takbir yang diucapkan adalah,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, la Ilaha illa Allah; Allahu Akbar, Allahu Akbar, walilah al-hamd.
(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya milik Allah).

Ada juga versi lain yang ditransmisikan dari Salman (ra dengan dia), yang biasa mengatakan,

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabira” (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar).

Baca Juga: Bolehkah Melakukan Operasi Wajah? Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Kemudian dia mengikuti ini dengan mengirimkan shalawat kepada Nabi (damai dan berkah besertanya).

Versi takbir ini berlaku kapan saja; Namun, itu tidak diturunkan dari Nabi (damai dan berkah besertanya) atau dari sahabat saleh lainnya (semoga Allah meridhoi mereka).

Takbir terbatas, di sisi lain, dibatasi pada waktu setelah setiap shalat wajib, terutama jika dilakukan secara berjamaah, karena sebagian besar ulama membatasinya.

Takbir jenis ini juga termasuk takbir di tempat sholat Idul Fitri dan Idul Adha, dalam perjalanan menuju kesana dan saat seseorang sedang duduk-duduk menunggu sholat Ied.

Pada kesempatan seperti itu, seseorang tidak boleh tinggal diam, baik di Idul Fitri atau Idul Adha, karena ini adalah hari-hari di mana ritual Islam harus dijalankan dengan benar.

Takbir adalah salah satu ritual Islam yang paling menonjol. Nabi berkata, “Hiasi hari-harimu dengan takbir .” (At-Tabarani)

Oleh karena itu, umat Islam harus melaksanakan takbir pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Dalam perjalanan menunaikan sholat Idul Fitri dan Idul Adha umat Islam harus bertakbir dengan suara keras.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: aboutislam.net

Tags

Terkini

Terpopuler