Para Malaikat dan Jin Menangis Melihat Orang Yang Meninggal Ini, Siapa Dia? Ini Kisahnya

17 Juli 2022, 19:00 WIB
Para Malaikat dan Jin Menangis Melihat Orang Yang Meninggal Ini, Siapa Dia? Ini Kisahnya /Ilustrasi Pixabay/Sammy-Sander/

TERAS GORONTALO - Suatu ketika Nabi Isa a.s. berkata kepada ibunya,

“Dunia ini hanya sementara, sedangkan akhirat itu kekal. Untuk itu, marilah kita berangkat ke sebuah bukit di Lebanon untuk beribadah kepada Allah dengan puasa di siang hari dan salat di malam hari.

Perbekalan sudah tersedia untuk beliau di sana berupa daun-daun untuk makanan dan air hujan untuk minumannya.”

Alkisah, mereka berangkat dan menetap cukup lama di bukit itu. Pada suatu hari Nabi Isa a.s. pergi menuruni jurang untuk mengambil dedaunan guna dijadikan sebagai makanan pada saat berbuka puasa. Pada saat itu, Malaikat Maut datang menemui ibunya. Setelah mengucapkan salam, sang malaikat berkata, “Hai Maryam yang tekun berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari!”

“Sebenarnya kamu ini siapa?” tanya Maryam, “sekujur tubuhku bergetar mendengar suaramu dan pikiranku meracau karena wibawamu,” lanjut Ibu Nabi Isa ini.

“Aku ini yang tidak punya kasihan terhadap anak karena kecilnya, tidak hormat pada yang besar karena dewasanya. Akulah yang bertugas mencabut nyawa,” jawab Malaikat Maut.

“Malaikat Maut, apakah kedatanganmu kepadaku hanya berkunjung atau hendak menyabut nyawaku?” tanya Maryam.

“Siapkah dirimu menghadapi maut?” tanya Malaikat Maut.

“Maukah kamu memberi tempo barang sebentar saja? Aku sedang menanti kedatangan kekasih dan buah hatiku, permata dan penawar kegelisahan hatiku?” pinta Maryam.

“Semuanya bukan aku yang menentukan. Aku hanya seorang hamba Allah yang diberi tugas. Demi Allah, aku tidak kuasa mencabut nyawa seekor nyamuk pun tanpa seizin Tuhanku. Aku tidak akan menunda sedetik pun untuk mencabut nyawamu di tempat ini,” kata Malaikat Maut menegaskan.

“Malaikat Maut, kamu telah dipercaya mengemban tugas. Sekarang laksanakanlah tugasmu itu,” sahut Maryam.

Malaikat maut pun kemudian mencabut nyawa Maryam. Nabi Isa alaihissalam datang terlambat ke tempat ibunya, hingga masuk akhir waktu Isya.

Ia datang menaiki bukit, dan membawa dedaunan dan kubis ditangannya, beliau tidak mengetahui kalau Ibunya sudah meninggal.

Ketika melewati mihrapnya Ibunya, dan memandang ibunya yang tegak di mihrabnya, beliau mengira bahwa ibunya tengah menyelesaikan shalat fardhunya.

Setelah itu beliau meletakkan apa yang dibawanya, dan kemudian tegak beribadah hingga tengah malam.

Seusai beribadah beliau memandangi Ibunya, dan memanggilnya dengan suara yang penuh kasih dari dalam lubuk hati yang khusyuk.

"Salam sejahtera mudah-mudahan tetaplah untuk bunda, waktu kini telah malam. Sekarang tibalah saatnya berbuka bagi yang berpuasa serta tiba pula saatnya untuk beribadah."

"Kenapa Ibu berdiam diri tanpa melakukan semua itu," begitu cara Isa Alaihissalam menyapa ibunya.

Setelah sekian lama menunggu dan tidak ada reaksi dari sang ibu, Nabi Isa Alaihissalam pun kembali.

"Memang tidur itu nikmat," kata Nabi Isa alaihissalam.

Kemudian kembali menghadap ke mihrapnya, tanpa sedikitpun makanan yang masuk ke dalam perutnya malam itu, sampai sepertiga malam.

Dengan menunjukkan rasa hormat kepada ibunya, beliau pun memanggil lagi Ibunya, dengan suara yang penuh kasih.

"Salam sejahtera tetaplah kepada Bunda." namun ibunya tak bereaksi sedikitpun.

Nabi Isa alaihissalam kemudian menghadap lagi ke mihrapnya hingga terbit fajar.

Kemudian beliau meletakkan pipinya pada pipi ibunya, beliau pun memanggil seraya menangis.

"Salam sejahtera tetaplah terhantur untuk bunda."

Waktu malam telah lewat, ini waktu siang menghampiri kita untuk melaksanakan ibadah shalat kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

Melihat kejadian itu, para malaikat dan jin menangis, bukit-bukit di sekitarnya bergemah.

Melihat hal itu Allah lalu menguji para malaikat, "Mengapa kalian menangis," tanya Allah subhanahuwata'ala 'Ya Allah Engkau Maha Mengetahui,'" jawab para malaikat.

Kemudian Allah berfirman "Sungguh Aku Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang."

Tiba-tiba ada suara "Wahai Isa angkatlah kepalamu, ibumu sekarang telah wafat, dan Allah memberimu pahala yang besar."

Baca Juga: Kisah Zahid Sahabat Rasulullah yang Meninggal Sebelum Menikah dan Syahid di Medan Perang

Nabi Isa Alaihissalam pun mengangkat kepalanya sambil menangis terisak.

Siapakah yang menyertaiku pada saat sunyi dan sendirian? Siapakah yang menghiburku di perantauan ini?

Siapa pula yang membantuku dalam beribadah?, kata Nabi Isa alaihissalam, ketika itu.

Kemudian Allah menyampaikan wahyu kepada bukit untuk menasihatinya "wahai Isa apa yang kamu risaukan, tidak inginkah kamu jika Allah yang akan menjadi penghiburmu?"

Kemudian beliau pun turun dari bukit menuju sebuah perkampungan Bani Israil, sesudah menyampaikan salam beliau menjumpai mereka.

"Siapa kamu? wajahmu begitu bersinar sehingga menerangi rumah-rumah kami," tanya Bani Israil kepada Nabi Isa alaihissalam.

"Aku adalah utusan Allah, aku ini Nabi Isa alaihissalam, ibundaku telah wafat dalam perantauan, sudilah kiranya kalau mengurus jenazahnya, memandikan, mengkafani, dan menguburkannya? jawab nabi Isa alaihissalam sambil meminta bantuan pengurusan jenazah Bunda Maryam pada Bani Israil.

"Maaf wahai utusan Allah, bukit itu banyak sekali dihuni oleh ular besar dan ular kecil, bahkan selama 300 tahun leluhur kami tidak berani menjamahnya," kata mereka.

Meski dengan kecewa beliaupun kembali menaiki bukit itu, pada saat itulah beliau bertemu dengan dua orang pemuda yang baik.

Beliau mengucap salam dan kedua pemuda itupun menjawab salamnya.

"Hai Pemuda Ibuku wafat di perantauan aku mohon bantuan kalian untuk mengurus jenazahnya," pinta Nabi Isa alaihissalam.

"Kenalkan aku ini adalah malaikat Jibril, dan ini adalah malaikat Mikail, ini obat tubuh dan kain kafan dari Tuhanmu, ketahuilah pada saat ini bidadari dari surga yang cantik-cantik sedang memandikan dan membungkus jenazah ibumu, dengan kain kafan ini."

Lalu Jibrillah yang mengalihkan kuburnya di atas bukit itu.

Mereka menguburkannya setelah menyalati dan menghormatinya.

Kemudian nabi Isa alaihissalam berkata "Ya Allah hanya Engkau yang melihat posisiku dan mendengar keluhku, tiada sedikitpun urusanku yang tersembunyi dari-Mu. Ibundaku telah wafat, dan aku tidak menyaksikan wafatnya. Untuk itu Izinkanlah dia berbicara kepadaku."

Setelah itu datanglah wahyu yang mengizinkan dia berbicara dengan ibunya.

Beliau berdiri tegak di makam ibunya serai berbicara dengan prihatin "salam sejahtera tetaplah terhatur Kepada Bunda," sapa Nabi Isa alaihissalam.

Lalu terdengarlah suara dari dalam kubur "kekasihku duhai buah hatiku, 'wahai bunda apa yang bunda peroleh di tempat pembaringan dan tempat kembali itu?, Bagaimana pula Bunda menghadap Tuhan,'" tanya Nabi Isa Alaihissalam kepada ibundanya.

"Aku memperoleh tempat pembaringan dan tempat kembali terbaik, aku menepat ridho Allah dalam menghadapnya," jawab ibunda Nabi Isa.

"Wahai Bunda Bagaimana dengan rasa sakit saat maut menjemput," tanya Nabi Isa Alaihissalam menyempatkan diri.

"Demi Allah yang telah mengutusmu sebagai Nabi yang membawa kebenaran, sampai saat ini rasa pedihnya maut masih belum hilang dari kerongkongan. Kehebatan malaikat maut pun belum lenyap dari pandangan mataku, untuk itu haturkanlah salam sejahteramu untukku hingga hari kiamat," tutur ibunda Nabi Isa Alaihissalam.

Itulah kisah Para Malaikat dan Jin Menangis Melihat Orang Yang Meninggal Ini, dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Tinta Mahabbah pada 19 Juni 2020. Semoga bermanfaat.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler