Kemuliaan Taqwa Nabi Muhammad SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Menurut Ustadz Adi Hidayat

- 21 Maret 2022, 20:01 WIB
Ustadz Adi Hidayat. Kemuliaan Taqwa Nabi Muhammad SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Menurut Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat. Kemuliaan Taqwa Nabi Muhammad SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Menurut Ustadz Adi Hidayat /

 

TERAS GORONTALO - Menyambut bulan suci Ramadhan adalah salah satu hal yang sangat Istimewa bagi Nabi Muhammad SAW dan juga seluruh pengikutnya.

Umat Muslim diseluruh penjuru dunia pastinya akan sangat merindukan bulan Ramadhan, yang diyakini sebagai bulan yang penuh berkah bagi seluruh pengikut Nabi Muhammad SAW.

Kemuliaan Nabi Muhammad SAW banyak diceritakan oleh para ulama termasuk caranya menyambut bulan suci Ramadhan. Salah satunya yang diceritakan oleh Ustadz Adi Hidayat, tentang Kemuliaan Nabi Muhammad dalam menyambut bulan yang penuh berkah ini. 

Baca Juga: Ada Apa? Dokter Pornthip Bantah Mengatakan Bercak Darah Merubah Kasus Kematian Tangmo Nida Jadi Pembunuhan

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Adi Hidayat Official, bahwa Nabi Muhammad SAW menyambut bulan suci Ramadhan lebih lembut dari hembusan angin.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, seorang yang hendak menunaikan ibadah puasa maka Allah SWT memberikan pesan kepadanya juga kepada setiap Muslim beriman yang hendak berpuasa agar tidak main-main dan menganggap ringan kesempatan Ramadhan.

Karena belum tentu nikmat itu, akan diterima oleh setiap hamba atau mungkin bisa berulang di kesempatan berikutnya.

Jadi Tidak setiap orang bisa mendapatkan nikmat Ramadhan, dan tidak setiap yang pernah mengalaminya akan mengulangi di masa yang akan datang. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Siap Perkuat Kerja Sama dengan Korea Selatan

Sehingga itu, para Sahabat Nabi Muhammad SAW begitu selesai kemudian mendapati Ramadhan, maka banyak di antara mereka bahkan di penghujung Ramadhan mengalirkan air matanya.

Mereka menangis, dengan penuh harap. "Ya Allah, kalau bisa jangan berhenti Ya Allah, esok Ramadhan lagi, jika perlu setiap hari adalah Ramadhan Ya Allah" saking inginnya mereka semua waktu itu Ramadhan.

Sementara, kita diberikan kesempatan dan kita tau belum tentu tahun depan kita bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan.

Karena itu semua bermujahadah ketika akan tiba bulan Ramadhan, dan begitu tiba Ramadhan, maka kalimat "La'alakum" itu digunakan dengan sepenuh jiwa sehingga maksimal ibadahnya.

Kata Ibnu Abbas RA, "Saya belum pernah melihat Rasulullah semulia ini dalam ibadahnya, selembut ini dalam Shadaqahnya, Sebanyak ini dalam pemberiannya kecuali saat Ramadhan.

Sampai angin yang berhembus sepoy-sepoy pun itu kalah kelembutannya dengan amalan Nabi Muhammad SAW.

Lembutnya angin, kalah dengan lembutnya Nabi Muhammad SAW saat beraktifitas di bulan Ramadhan, lembut menghadapi orang-orang, Shodaqohnya bertambah, Ibadahnya bertambah, Interaksi dengan Qur'an dan sebagainya.

Sehingga orang-orang yang bukan Nabi karena melihat Nabinya serius, mereka akan berusaha lebih serius lagi dengan mencontoh kemuliaan Nabi Muhammad SAW menyambut bulan Ramadhan.

Gambarannya adalah Nabi Muhammad saja yang sudah dijamin masuk surga menambut Ramadhan dengan penuh kelembutan dan kemuliaan apalagi kita manusia biasa yang tidak dijamin masuk surga.

Maka kata ALLAh, "Seakan-akan kita dihadapkan dihadapan Allah untuk menumbuhkan kesungguhan kita dan menunjukan bahwa Allah serius dengan itu.

Mesti ada perbedaan ketika kamu lahir dan ketika pulang, Allah ingin meningkatkan Taqwa kita, karena ayat Taqa selalu terkait dengan nilai kebaikan.

Ketika taqwa mu meningkat kepada Allah, maka Allah akan mudahkan hidup kita, Allah berikan solusi, Allah limpahkan Rezeki kepada kita.

Makanya ketika Allah katakan "La'allakum Tattaqun" maka seriuslah supaya hidup kita mudah, supaya rezeki kita berlimpah.

Allah telah menyiapkan hadiah bagi orang yang taqwa, yaitu surga yang tidak bernilai dunia.

Kata Allah : Saya siapkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi untuk orang-orang yang taqwa.

Jadi orang Taqwa itu kata Allah, yang berhasil menunaikan ibadah puasanya bukan sekedar meningkatkan taqwa-nya, Sholatnya, Infaq Nya, Al Quran nya yang bukan sekedar di bulan Ramadhan.

Tetapi juga berlanjut hingga selesai Ramadhan dan datangnya Ramadhan berikutnya serta terus konsisten dengan taqwa-nya.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x