Network
TERAS GORONTALO - Sejatinya doa dipanjatkan untuk meminta kepada Allah SWT.
Dengan memanjatkan doa, seorang hamba berharap agar apa yang diminta bisa dikabulkan Allah.
Namun, dalam memenjatkan doa ada hal yang harus diperhatikan yakni ada dalam berdoa.
Selain adab dalam memanjatkan doa kepada Allah, berdoa seperti ini akan dikabulkan tapi petaka yang akan datang.
Sebab, memanjatkan doa seperti ini bukan bahagia yang didapatkan tapi petaka.
Sehingga haru berhati-hati dalam memanjatkan doa kepada Allah, dan harus memperhatikan doa yang seperti ini agar dihindari.
Namun, doa seperti apa yang dimaksud hingga membawa petaka bagi yang berdoa.
Nah, untuk menjawab peprtanyaan tersebut berikut ini penjelasan Gus Baha, disampaikan dalam satu kesempatan.
Baca Juga: Hati-hati! Puasa ini Haram di Bulan Dzulhijjah, Agar Tidak Mendapat Dosa, Lihat Tanggalnya
Dijelsakan Gus Baha, ada kisah yang tertulis di dalam kitab Hikam.
Dituturkan Gus Baha, ada nama Hammal dalam sebuah riwayat.
Dalam kisah itu, Hammal bekerja sebagai tukang angkut barang yang ada di pasar.
Dalam satu waktu, Hammal merasa bosan dengan rutinitas menjadi tukang angkut barang yang ada di pasar
Karena bosan dengan pekerjaannya itu kata Gus Baha, Hammal berdoa kepada Allah SWT.
“Doanya seperti ini, ‘Ya Allah, saya ini kekasihmu, saya hanya berfokus beribadah, tetapi karena miskin saya harus bekerja, saya menginginkan rezeki yang bisa didapatkan tanpa perlu lagi bekerja,'” jelas Gus Baha mencontohkan doa orang itu.
karena Hammal berdoa sepeti itu, Allah pun manjawab doanya.
Doa Hammal dikabulkan, tapi anehnya Hammal masuk penjara dengan tuduhanmencuri.
Dengan masuknya dia (Hammal) ke penjara, ia pun jadi bingung dan bertanya-tanya kepada Allah.
"Masuk penjara kan dapat rezeki tanpa perlu bekerja," ungkap Gus Baha, Hammal pun sadar akan kesalahannya.
Kata Gus Baha, doa seperti inilah yang dilarang.
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di portaljember.pikiran-rakyat.com dengan judul "CELAKA! Berdoa Seperti Ini Malah Mendatangkan Petaka yang Tidak Diinginkan, Gus Baha: Itu Tidak Boleh".***
