Maka dari itu kata Adi Hidayat, diskusi mereka pun berhenti sampai disitu, dan kemudian Imam Syafi'i pamit dan ketika di jalan, tiba-tiba beliau mendapati ada panen Anggur.
Lalu Imam Syafi'i dipanggil oleh si pemilik kebun.
“Hey pemuda, sini. Mau bantu tidak? Kalo kamu mau bantu, maka kami akan membagi buah Anggurnya,” panggil pemilik kebun kepada Imam Syafi'i.
Beliau membantu petani tersebut dengan memetik buah dari Anggur itu sampai dengan selesai. Setelah selesai Imam Syafi'i diberikan oleh petani tersebut anggur yang sangat besar-besar.
Baca Juga: ASTAGA! Ini Pertanda Bahwa Kita Sedang Sholat Dengan Setan, Simak Penjelasannya
Senang Al-Imam Syafi'i tadi itu bukan karena anggur, melainkan senang karena merasa pendapat dirinya tadi benar.
“Kalo saya ngak bantu panen ini, maka saya tidak akan mendapat Anggur ini. Cuman karena saya bantu, maka saya diberi Anggur ini,” kata Imam Syafi'i yang diceritakan kembali oleh UAH.
Maka rasa senang imam Syafi'i inilah yang kemudian beliau kembali pada gurunya ingin menceritakan hal yang tadi.
Kata Adi Hidayat, kita harus memperhatikan betapa tingginya adabnya Imam Syafi'i mengatakan hal itu kepada gurunya.
Itulah kata Ustadz Adi Hidayat yang saya maksudkan dengan sekalipun belum keluar rezeki datang menghampiri.