Setiap hari ia selalu datang untuk menuntun Abdullah menuju masjid. Ia menunggui Abdullah dengan sabar hingga selesai shalat, lalu menuntunnya pulang.
Abdullah sangat gembira karena ada seorang lelaki baik yg menolongnya. Namun anehnya, laki-laki itu tidak pernah memberitahukan siapa namanya.
Setiap kali Abdullah bertanya, ia selalu mengelak. Hingga pada suatu hari, Abdullah benar-benar ingin tahu siapakah laki-laki baik hati yang telah menolongnya.
“Siapakah namamu, wahai Fulan?” tanya Abdullah.
“Paman tidak perlu tahu namaku,” jawabnya.
“Jika begitu, jangan menolongku lagi. Aku tidak mau ditolong oleh orang yang tidak aku ketahui namanya,” kata Abdullah.
“Baiklah, aku katakan siapa aku. Sebenarnya aku adalah iblis,” sahut lelaki itu.
“Lalu untuk apa engkau menolongku? Bukankah pekerjaanmu adalah menghalangi kebaikan?” tanya Abdullah.
“Aku mendengar malaikat mengatakan bahwa separuh dosamu telah diampuni saat kau tersandung jatuh waktu itu. Aku tidak mau engkau terjatuh lagi hingga habislah dosamu diampuni semuanya.” Abdullah terkejut.
Rupanya lelaki budiman yang menolongnya adalah iblis yang tak rela dosa-dosanya diampuni semuanya.