Orang Meninggal dan Punya Hutang? Begini Penjelasan Gus Baha

- 8 April 2023, 21:03 WIB
Gus Baha: Orang Meninggal dan Punya Hutang? Begini Nasibnya di Akhirat Kelak!
Gus Baha: Orang Meninggal dan Punya Hutang? Begini Nasibnya di Akhirat Kelak! /

TERAS GORONTALO - Jika memiliki hutang baiknya untuk segera dilunasi kata Gus Baha.

Dalam Islam, kata Gus Baha tidak boleh menunda-nunda membayar hutang.

Gus Baha dalam kajiannya mengatakan, setiap Muslim diwajibkan membayarkan hutang sesuai dengan waktunya.

Setiap hutang-piutang kata Gus Baha, yang diberi dan memberi harus mencatatnya agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Selain itu kata Gus Baha, orang yang telah meminjam uang atau memiliki hutang, harus memiliki niat yang besar untuk mengembalikannya.

Banyak yang bertanya, bagaimana nasib seseorang yang memiliki hutang kemudian ia meninggal.

Baca Juga: Banyak Jalan Menuju Surga, Quraish Shihab : Dengan Puncak Kedamaian

Berikut ini penjelasan K. H. Ahmad Bahauddin atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Baha mengenai nasib orang yang memiliki hutang.

Melansir dari kanal Youtube El Yeka dengan berjudul 'Solusi Hutang yang Tak Terbayar', Gus Baha menjelaskan tentang hukum hutang orang yang sudah meninggal.

Ia menjelaskan, hutang piutang sama sekali tidak boleh disepelekan.

Meskipun ia mati dalam perang dan sebagai jihad, hutang tetap akan dihisab oleh Allah SWT saat di akhirat kelak.

Lalu, jika yang berhutang sudah meninggal, apa yang harus dilakukan oleh keluarga yang masih hidup untuk menutupi hutang tersebut?

Solusi yang diberikan Gus Baha dikutip dari salah satu hadist shahih, simak penjelasannya berikut.

"Misalnya di dunia Anda punya hutang yang banyak, entah untuk kebaikan atau untuk yang lain, pokoknya hutang banyak terus ingin tobat," kata Gus Baha.

Baca Juga: 3 Adab Penting Menjengguk Orang Sakit, Ustadz Khalid Basalamah: Harus Diperhatikan!

Ia menegaskan terlebih dahulu, jika dosa hutang itu kemungkinan dimaafkan itu sangat kecil.

"Saya ajari Anda, kemungkinan dimaafkan itu kecil ketika hutang banyak, meskipun ketika meninggal ditanya 'yang punya salah Anda ampuni ya, kalau punya hutang dibebaskan ya'," sambung Gus Baha.

Solusi yang diberikan Gus Baha, orang yang punya hutang benar-benar seorang yang sholeh.

"Nah, caranya begini, ini ada di hadits shahih. Yang penting Anda jadi kekasih Allah dulu, jadi orang benar dulu," kata Gus Baha.

"Hutangmu kalau bisa, dibayar, kalau terpaksa tidak bisa bayar, ya biarkan, memang gak bisa kok," ujar murid Mbah Moen itu.

Gus Baha kemudian memberikan gambaran, ketika tidak bisa membayar hutang dan harus menjual satu-satunya rumah yang kita miliki.

"Misalnya kamu harus jual rumah, malah istrimu tidak punya rumah," kata Gus Baha.

"Nah caranya gimana? Kalau kamu sholeh beneran, ini masyhur ya, jadi yang gak bisa diampuni Allah itu dain (hutang), bahkan Nabi tidak bersedia menyalati orang punya hutang," kata Gus Baha.

Saat itu kata Gus Baha, Nabi Muhammad SAW hendak ke rumah salah satu sahabat untuk menyalati, namun Nabi bertanya terlebih dahulu.

"Apa punya hutang? Kemudian dijawab, 'punya ya Rasulullah, dua dirham."

Mendengar jawaban tersebut, Nabi Muhammad SAW kemudian menyuruh temannya menyalati.

"Temanmu sholati!"

Nabi Muhammad SAW tidak bersedia menyalati, dan menyuruh sahabat menyalati mayit tersebut kata Gus Baha.

Dalam riwayat tersebut, ternyata Nabi enggan menyalati orang yang masih memiliki hutang.

Namun, ketika ada yang siap menanggung hutang dari mayit tersebut, barulah Rasulullah SAW bersedia untuk menyolatinya.

"Masalahnya orang miskin yang tidak bisa bayar hutang kemungkinan anaknya untuk membayarkan kecil juga," kata Gus Baha.

"Menurut saya, dan ini ada di hadits shahih, ada orang kekasih Allah, hutangnya banyak, setelah itu ditagih dan dimaki-maki oleh orang-orang yang menghutangi itu," sambung beliau.

"Allah menunjukkan satu surga yang luar biasa, Nabi kemudian ditanya itu surga untuk siapa? Dijawab itu surga bagi siapa saja yang membebaskan hutang orang yang berhutang padanya," tegas Gus Baha.

Dari cerita di atas, Allah SWT akan memberikan balasan yang setimpal bagi orang-orang yang membebaskan seseorang dari beban hutang-piutang.

Ketika orang yang berhutang tidak sanggup membayar dan ia merupakan orang sholeh, maka Allah akan menghadiahi pemberi hutang dengan imbalan surga.

"Akhirnya orang yang menghutangi ikut masuk surga, berkahnya menghutangi," pungkas Gus Baha.

Itulah penjelasan Gus Baha mengenai nasib seseorang yang memiliki hutang dan piutang di akhirat kelak. ***

Editor: Gian Limbanadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah