Gus Baha: Penjelasan Tauhid dengan Pendekatan Matematika

- 15 Oktober 2022, 20:20 WIB
Gus Baha: Penjelasan Tauhid dengan Pendekatan Matematika
Gus Baha: Penjelasan Tauhid dengan Pendekatan Matematika /FGB Pengajian Gus Baha/

TERAS GORONTALO - Bicara tauhid islam pasti kita diperhadapkan pada beberapa argumentasi yang digunakan sebagai sandaran keyakinan.

Biasanya dalam pembuktian tauhid ada berbagai argumentasi yang sering digunakan.

Tauhid bisa dijelaskan dengan berbagai pendekatan teori.

Dengan ilmu pengetahuan pun bisa digunakan sebagai dalil tauhid, beragam pendekatan bisa menjadi argumen pembuktiannya. 

Baca Juga: One Piece : Akhirnya Impian Sanji Terwujud, All Blue Ditemukan?

Dilansir dari Teras Gorontalo dari kanal YouTube Santri Gayeng, Gus Baha menjelaskan tentang tauhid dari pendekatan ilmu matematika.

Gus Baha mengawali dengan mengatakan bahwa 0 itu akal-akalannya Khowarizm, karena dia kebingungan menulis 10.

Menurutnya angka itu tetap dimulai dari 1, meski dari pecahan tetap diawali dari angka 1.

"Tapi tetap angka itu dimulai dari 1, kalau satu sulit untuk memulai pecahan, ya harus dimulai dari 0,1, tidak bisa kalau cuma nol saja," kata Gus Baha.

Jadi menurutnya, nol itu dukunya untuk mematahkan kalau jumlah itu tidak sampai 1, tapi faktanya jumlah itu kan pasti satu, karena dimulai dari wajibul wujud. 

Baca Juga: One Piece : Inilah 3 Cara Menuju ke Pulau Raftel, Luffy Harus Menghancurkan Eternal Pose

"Khowarizm itu pinter matematika, saya juga punya ilmu hisabnya khowarizm. Itu kan dia karena kebingungan angka pecahan," sebut Gus Baha.

Lanjut Gus Baha, misalnya, 1 tidak sampai 2, mau tidak mau harus ditulis 1,5. Lalu kalau sebelum 1 tetap dia harus tulis 0,5. Lalu hakekat 0,5 itu kan bagian dari wujud atau ketiadaan? Tetap bagian dari wujud. Jadi 0,5 itu kan khayal kuliyah.

"Sesuatu yang sudah kamu putuskan itu satuannya satu. Tentu ketika baru separuh kamu katakan baru separuh," kata dia.

Menurutnya angka pecahan pun yang dimulai dari 0 tetap harus dilekatkan pada sesuatu yang wujud, karenanya tidak bisa sesuatu dimulai dari 0.

"Jadi dari 0,5 itu tetap menunjuk sesuatu yang wujud, yaitu 5, sebetulnya 5 yang separuh tadi, tetap tidak bisa sesuatu itu dimulai dari 0," ucap Gus Baha menjelaskan.

Maka menurut Gus Baha, Abdul Hamid Khan dalam mendidik tauhid itu gampang saja, alam raya ini sudah wujud, jika sudah wujud pasti disebabkan oleh sesuatu yang wujud.

"Karena wujud itu pencipta maka harus berstatus prima, prima itu yang kita sifati wajibul wujud, atau terserah kamu katakan apa, causa prima atau musabbibul asbab",

Menurutnya kesalahan kita dalan berislam itu kritiknya para ulama, kita ini menyebut Allah dulu baru menceritakan status Allah.

Kalau zaman Nabi katanya itu dibalik status wajibul wujud diterangkan dulu, baru oleh islam itu namanya Allah.

"Misalnya logikanya begini, kamu ketemu orang atheis lalu kamu ditanya, alam ini yang menciptakan siapa? Allah Jalla Jalaluh, pastikan bertanya Allah itu siapa?," katanya.

Menurutnya, kalau dulu islam tidak mengajarkan begitu, sebutlah nama tuhan yang menciptakan, itu tidak ada kata Allah.

"Sehingga cara berfikirnya begini, sebutlah tuhan kamu, tuhan itu siapa? Yang berstatus tuhan adalah zat yang berstatus pencipta, lalu pencipta ini oleh islam dinami Allah," tegas Gus Baha.

Kata Gus Baha, kalau orang atheis langsung kamu bilang Allah, Allah itu siapa? Lalu kamu jelaskan Allah adakah pencipta, Allah adalah Wajibul wujud tentu kamu lebih gampang kamu terangkan.

"Jadi sebetulnya Qur'an mengajari kita ilmu manthiq yang luar biasa, sembahlah tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, lalu tuhan ini oleh islam dinamai Allah," katanya.

Maka Menurutnya, sebab itu di beberapa ayat dijelaskan dulu status Allah, sifatnya Allah, ciri khas Allah, ciri khas tuhan, yang dinamakan tuhan adalah zat pencipta, kalau bukan pencipta berarti bukan tuhan.***

Editor: Gian Limbanadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah