Ternyata ini Alasan Kenapa Mobil Jenis Pajero dan Toyota Fortuner Tak Bisa Dipakai Kebut-kebutan

9 November 2021, 05:00 WIB
Olah TKP Kecelakaan Mobil Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah, /

TERAS GORONTALO - Bagi kebanyakan orang pasti ingin sekali memiliki kendaraan roda empat jenis Pajero atau Toyota Fortuner.

Sebab, mobil Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner dianggap paling nyaman dan memiliki kecepatan yang tinggi.

Pasti kalian sudah pernah melihat mobil Pajero dan Fortuner ini melaju kencang di jalanan.

Baca Juga: Crazy Rich Asal Surabaya ini Mengaku Akan Kawal Masa Depan Gala Sky Andriansyah Sampai Sukses

Apalagi jika dua kendaraan ini berada di jalan tol, pasti terlihat kencang saat dikebut.

Nah salah satu yang ramai diperbincangkan adalah mobil jenis Mitsubishi Pajero Sport milik Vanessa Angel.

Mobil Pjero itu mengalami kecelakaan di jalan tol Nagnjuk dan menewaskan Vanessa Angel dan suaminya.

Baca Juga: Binsis Peninggalan Vanessa Angel Kini Banjir Pesanan, Uangnya Kemana?

Bahkan, sang sopir maut dari kecelakaan tersebut, Tubagus Joddy mengaku sempat memacu SUV tersebut hingga kecepatan 120 km/jam.

"Kalau dari interogasi awal dari sopir mengaku 120 kilometer per jam," kata asi Laka Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim Kompol Hendry Ferdinan Kennedy.

Perlu diketahui, bahwa apa yang dilakukan oleh Tubagus Joddy dan segelintir pengemudi Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner tersebut tidaklah benar.

Baca Juga: Ini Hasil Autopsi Jenazah Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah

Dilansir terasgorontalo.com dari Pikiran-rakyat.com, pada Selasa, 9 November 2021, berikut penjelasannya.

Meskipun mesin kedua SUV tersebut besar dan menghasilkan tenaga yang cukup tinggi, ada beberapa masalah yang menjadikan kedua mobil ini tak cocok dipakai kebut-kebutan.

Alasan pertama yang membuat kedua mobil tersebut tak cocok digunakan kebut-kebutan adalah karena dimensi mobilnya.

Baik Pajero ataupun Fortuner sama-sama berjenis SUV, yang notabene adalah mobil-mobil dengan bentuk bodi yang tinggi.

Bentuk badan mobil yang tinggi tersebut membuat pusat gravitasinya menjadi lebih tinggi.

Secara tidak langsung, hal ini akan membuat mobil menjadi lebih rentan untuk tidak stabil dibandingkan sedan yang memang dibuat untuk mengejar kecepatan lebih tinggi.

Jika SUV dengan kondisi seperti ini dipacu lebih kencang, maka hambatan angin yang menabrak bagian bodi juga bertambah besar.

Hal ini bisa membuat mobil menjadi limbung dan tidak stabil.

Jangan lupakan juga masalah body roll yang bisa menyebabkan mobil langsung terguling jika sang sopir tak mampu mengontrol mobil dengan benar.

Ada lagi faktor lainnya yang ikut memperparah masalah di atas, yakni penggunaan sasis model Ladder Frame.

Sasis dengan bentuk ladder frame ini pada dasarnya adalah rangka yang disatukan dengan bagian bodi mobil secara terpisah.

Hal ini menyebabkan gejala body roll akan terasa lebih parah dibandingkan mobil dengan sasis monocoque.

Monocoque sendiri adalah mobil-mobil yang bagian bodi dan sasisnya menyatu.

Hal ini membuat mobil dengan jenis sasis seperti ini akan lebih mudah untuk dikendalikan di berbagai kondisi jalan.***

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler