Fenomena Hujan Es Akan Berlangsung Lama? Simak Penjelasan Deputi BMKG

22 Februari 2022, 17:24 WIB
Ilustrasi. Fenomena Hujan Es Akan Berlangsung Lama? Simak Penjelasan Deputi BMKG /Pixabay @maraisea/

TERAS GORONTALO - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprakirakan fenomena hujan es akan berlangsung lama.

BMKG menilai, cuaca estrem hujan es ini sudah terjadi dalam sepekan terakhir di beberapa wilayah. Seperti, Surabaya, Lampung, Bekasi, dan lain-lain.  

Menurut BMKG, peristiwa hujan es disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang. 

Baca Juga: WASPADA! Sasar Bayi dan Ibu Hamil, Wanita ini Sering Bertamu ke Rumah di Waktu Magrib

Dilansir Teras Gorontalo dari PMJNEWS, Deputi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab terjadinya fenomena hujan es.

"Fenomena hujan es adalah fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit," kata Deputi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa 22 Februari 2022.

Dalam penuturan Guswanto, fenomena hujan es bisa terjadi lantaran dipicu adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. 

Baca Juga: Wow! Pertanda datangkan Rezeki, Simak Penjelasan Arti Mimpi Ini Menurut Primbon Jawa

BMKG juga meprakirakan potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi sampai Maret-April mendatang.

BMKG pun memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut, serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi.

Misalnya, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lain-lain. 

Baca Juga: Wow! Pertanda datangkan Rezeki, Simak Penjelasan Arti Mimpi Ini Menurut Primbon Jawa

Diketahui, hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi.

Hal tersebut menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan itu. Sehingga dapat membentuk butiran es di awan, dengan ukuran yang cukup besar.

Selanjutnya, besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft.

Selain itu, juga dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: PMJNews

Tags

Terkini

Terpopuler