Pierre Tendean merupakan prajurit dari Ahmad Nasution, yang tewas saat terkena luka tembak di dada dan leher dari pasukan cakra birawa.
Silansir dari Lombok Insider Pada April 1965, Pierre dipercaya menjadi ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal Abdul Haris Nasution.
Baca Juga: Bjorka Asli Olok-Olok Pemerintah, Benarkah Mabes Polri Salah Tangkap Bjorka Madiun?
Dalam pekerjaan sehari-hari mengawal Nasution, Pierre kerap jadi pusat perhatian karena ketampanannya.
Apabila Nasution diundang sebagai pembicara dalam seminar atau konferensi, sosok Pierre ikut jadi sorotan terutama dari kaum hawa.
Dari sinilah kemudian terkenal istilah, “Telinga kami untuk Pak Nas, tetapi mata kami untuk ajudannya.”
Pada malam 30 September 1965, menjadi jadi hari pengabdian terakhir Pierre bagi keluarga Nasution.
Pierre jadi korban saat pasukan Tjakrabirawa hendak meringkus AH Nasution.
Baca Juga: Komisi Banding Disahkan Kapolri, Ferdy Sambo Akan Jalani Sidang Pekan Depan
Dirinya menjadi salah satu korban pembunuhan Gerakan 30 September 1965 bersama enam perwira tinggi Angkatan Darat.