Lamaran raja Loloda Mokoagow diterima dengan syarat, sang raja wajib memenuhi permintaan Tonaas Wangko Oki.
Yaitu, tanah luas yang terhampar dari sungai Ranoyapo sampai sungai Poigar sebagai Doho (warisan).
Hamparan tanah tersebut adalah wilayah yang telah lama menjadi sengketa Minahasa dan Bolaang Mongondow pada masa itu.
Akhirnya, ditetapkanlah batas antara Minahasa dan Bolaang Mongondow pada masa itu yaitu sungai Poigar disebelah barat dan sungai Buyat disebelah timur.
Setelah diberi mas kawin kepada Tonaas Wangko Oki, dirinya diberi gelar ratu karena telah menjadi istri seorang raja.
Sejak saat itu, keduanya tinggal dan menetap di Benteng Portugis. Kemudian Raja Loloda Mokoagow mendirikan sebuah Pesanggahan sebagai tempat istirahat di wilayah kerajaannya.
Yang terletak di pelabuhan alam dipantau utara. Dan tempat itu dinamakan Labuhan Oki.
Dan sejarahnya, objek wisata lesung batu Oki di desa Kali, kecamatan Tombatu merupakan peninggalan bersejarah dari Srikandi Minahasa Ratu Oki.
Demikian cerita rakyat dan sejarah Ratu Oki sang Srikandi Minahasa untuk diketahui.***