TERAS GORONTALO - Dua lelaki yang berperan penting dalam perjalanan hidup Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, polisi yang meninggal pada Juli 8 2022 lalu, sempat meneteskan air mata.
Bedanya, lelaki pertama yang meneteskan air mata saat telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Orang pertama tersebut adalah Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri atau atasan dari Brigadir J.
Ferdy Sambo diketahui menangis saat di pelukan Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran.
Momen tersebut terjadi saat Fadil mendatangi ruang kerja Sambo di Mabes Polri pada 13 Juli 2022 lalu, selang beberapa hari Brigadir J meninggal.
Dalam video yang beredar di sosial media, Fadil yang saat itu memasuki ruangan Sambo langsung disambut Sambo dan keduanya berpelukan.
Tampak dalam video yang beredar tersebut, Sambo terlihat tersedu di pelukan Kapolda Metro Jaya tersebut.
Namun, tak hanya Ferdy Sambo, ayah Yosua Hutabarat yakni Samuel Hutabarat juga tak kuasa membendung air matanya atas kepergian anaknya.
Momen Samuel Hutabarat terlihat tak kuasa membendung air matanya itu terjadi saat ia menerima ijazah S1 dalam acara wisuda Universitas Terbuka atau tempat dimana putranya menimba ilmu hukum.
Sejatinya pada Selasa, 23 Agustus 2022 Brigadir J akan menerima ijazah Sarjana Hukum miliknya.
Sayangnya, kasus pembunuhan yang menimpa Brigadir J hingga sang ayah harus mewakili dirinya saat diwisuda.
Dengan berurai air mata, nampak Samuel Hutabarat ayah dari Brigadir J menerima ijazah Sarjana Hukum milik sang putra.
Baca Juga: Jika Kapolri Listyo Sigit Duji Kasus Brigadir J, Inilah Cobaan Kapolri Hoegeng dan Kasus Sum Kuning
Hal ini sebagaimana dilansir TerasGorontalo dari Beritakbb yang berujudul "Tangis Pilu Ayah Brigadir J Saat Terima Ijazah Sarjana Hukum Milik Sang Putra" yang tayang 23 Agustus 2022.
Sembari memeluk ijazah Brigadir J, Samuel Hutabarat didampingi oleh Ketua Komunitas Civil Society Indonesia Irma Hutabarat terlihat berfoto bersama dengan Dekan serta beberapa Dosen Universitas Terbuka Tangerang.
Dalam kesempatan tersebut, tak hentinya ayah Brigadir J berurai air mata mengingat sosok sang putra yang penuh prestasi.
Brigdir Nofriansyah Yoshua Hutabarat dikenal sebagai mahasiswa yang pandai, terlihat dari IPK yang diterima yaitu diatas tiga.
Tak hanya itu, Brigadir J dinilai tepat waktu dalam menyelesaikan perkuliahan mengingat kesibukannya sebagai ajudan dari seorang Irjen Ferdy Sambo.
Brigadir J merupakan mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISHIP).
Brigadir J mendaftar di UPBJJ-UT Jambi sejak tahun 2015. Sang ibunda dari Brigadir J merupakan alumni dari Universitas yang sama dengan almarhum.
Sementara sang adik dari Brigadir J, juga sedang berkuliah di Universitas yang sama dengan sang kakak.
Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Dapatkan Informasi Dari Intelijen Untuk Kuliti Ferdy Sambo
Pihak keluarga Brigadir J tak hanya menghadiri wisuda dari Brigadir J namun juga menerima sejumlah penghargaan.
Bahkan, pihak UT memberikan akomodasi kepada keluarga almarhum Brigadir J untuk terbang ke Jakarta untuk menghadiri prosesi wisuda sang putra.
Seperti diketahui, Brigadir J merupakan korban dari kasus penembakan yang didalangi oleh atasannya yaitu Irjen Ferdy Sambo.
Brigadir J dinyatakan tewas karena sejumlah tembakan yang diduga dilakukan oleh Bharada E.
"Yosua ini anak pandai, karena IPK-nya di atas tiga dan selesai tepat waktu, di antara banyaknya kesibukannya sebagai ajudan,” ucap Irma Hutabarat, selaku Ketua Komunitas Civil Society Indonesia.
"Dia sarjana hukum, IPK 3,28,” kata Irma saat mendampingi ayah Yosua itu sebagaimana dikutip dari PMJnews.***(Dewi Atika Falashaf/Beritakkb)