Jika menelaah makna filosofisnya, ‘ayam’ dalam bahasa Hakka memiliki pengucapan yang mirip dengan ‘rumah’ atau ‘keluarga’.
Dilansir dari SAYS, orang-orang percaya bahwa makan memakai Mangkok Ayam akan mendatangkan kemakmuran bagi keluarga.
Baca Juga: Hacker Bjorka Diminta Bongkar Data Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi: Tolong Ungkap Kasus Brigadir J
Menggunakan simbol ayam jago juga melambangkan kerja keras, semangat juang, dan keluarga sejahtera.
masyarakat China yang patriarki pada masa itu lebih menyukai laki-laki daripada perempuan, karena melahirkan anak laki-laki berarti berkah besar bagi keluarga.
Masyarakat Hakka biasanya membeli Mangkok Ayam untuk anak laki-laki mereka dan mengukir namanya atau tanda unik di atasnya.
Sementara itu, bunga peony mewakili pepatah umum China yang yaitu, “Bunga mekar dengan kekayaan dan kemakmuran.”
Bunga peony melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan status sosial yang tinggi sedangkan daun pisang berarti keberuntungan.
Baca Juga: Deolipa Yumara Sebut Kabareskrim dan Dirtipidum Polri Dalang Dibalik Putri Candrawathi Belum Ditahan
Meski punya nilai-nilai luhur, hari ini, produksi masal Mangkok Ayam atau Rooster Bowl telah banyak mengikis nilai-nilai yang adiluhung itu.