"Kita harus pahami soal psikologi, ada orang yang sekadar hubungan intim saja, tetapi tidak bicara tentang hubungan jangka panjang, apalagi untuk menggantungkan hidup misalnya," ujarnya.
"Atau soal-soal psikologi (merasa) ditinggalkan, soal kenyamanan, dan lain sebagainya," kata Refly Harun menambahkan.
Meski demikian, mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menegaskan bahwa perselingkuhan di antaranya hanyalah spekulasi.
Oleh sebab itu, menurutnya yang paling mudah adalah spekulasi perselingkuhan tersebut harus dikemukakan ke publik, sama seperti dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir J.
"Jadi kenapa spekulasi? Karena memang tidak ada orang yang melihat langsung kejadiannya kecuali katanya-katanya saksi dan itu pun kejadiannya sifatnya post factum dan tidak ada visum et repertum bahwa terjadi kekerasan seksual," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 13 September 2022.
Refly Harun menilai, kurangnya bukti terhadap kasus ini memunculkan spekulasi lain di tengah masyarakat.
"Makanya kemudian ada spekulasi lagi lainnya bahwa kasus ini sengaja dilokalisir ke motif-motif domestik. Entah itu soal Kuat vs Candrawathi atau Brigadir J vs Candrawathi atau Sambo vs Brigadir J atau Sambo vs AKP Rita Yuliana," tuturnya, dikutip Teras Gorontalo dari Seputar Tangsel dengan judul: Isu Perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf Diperkuat Hal Ini, Refly Harun: Sekadar Hubungan Intim…
Ia menegaskan, kasus pembunuhan Brigadir J terus berputar-putar di motif domestik meski kejadian utama sudah jelas konturnya.
Menurut Refly Harun, saat ini pihak Kepolisian hanya tinggal menentukan apakah Ferdy Sambo membunuh langsung Brigadir J atau hanya memerintahkan tersangka lain.