Network
“11 Juli 2022 ketika masih gelap gulita terkait kasusnya matinya Brigadir Josua, IPW melansir tiga poin. Satu Perkara yang sedang terjadi adalah penuh dengan kejanggalan, kedua IPW meminta terbentuknya tim gabungan pencari fakta, ketiga non aktifkan Sambo,” ungkap ketua IPW
Dia menuturkan bahwa sebelum banyak pihak angkat suara IPW telah mengeluarkan 3 poin penting dalam menagani kasus yang menghilangkan nyawa Josua.
Baca Juga: Nama Dinda Hauw Terseret Isu Perselingkuhan Rizky Billar, Lesti Kejora Jadi Korban Dugaan KDRT
“Sebelum semua pihak berbicara, bahkan sebelum konferensi pers oleh Karopenmas Brigjen Ahmad Ramadhan, sore kami mengeluarkan rilis dengan 3 poin tersebut, malam Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan informasi yang dibilang hoax,” tuturnya.
Pada tanggal 12 Sugeng dihubungi oleh anggota DPR yang memberikan cerita bahwa Sambo adalah korban dalam kasus ini.
“Tanggal 12 saya dihubungi anggota DPR dengan cerita mempengaruhi cerita bahwa Sambo korban harga dirinya, dia menyesal kenapa bukan dia yang menembak mati Josua,” tuturnya.
Kemudian ditanggal 15 dia ditemui oleh seorang dari Bailtelkan yang juga mencoba mepengaruhinya dalam mengawasi kasus Ferdy Sambo itu.
“Tanggal 15 seorang dari Baintelkam dengan pangkat Kombes juga bertemu saya mempengaruhi.
Tanggal 13 IPW melansir obstruction of justice, ketika ini kondisi gelap, IPW punya apa sih? Apakah IPW mendapatkan informasi akurat? Tidak!,” ungkapnya.
IPW telah mengambil langkah karena telah mengendus hal yang tidak beres dalam kasus yang menewaskan ajudan pribadi Ferdy Sambo tersebut.
