Disebutkan juga olehnya mengenai perasaan takut yang ternyata tidak hanya dimiliki oleh perwira menengah, namun perwira tinggi dengan pangkat Jenderal bintang tiga pun, merasakan hal yang sama.
“Tetapi ajaibnya, baik perwira pertama, perwira kedua, perwira ketiga, semua ketakutan. Saya kirim bukti aja mereka takut. Jangan ke saya katanya. ‘Abang enggak tau aja ini. Di dunia atas ini sekarang kita dipantau. Abang aja enggak takut, kami ketakutan’,” kata Kamaruddin Simanjuntak, membeberkan percakapannya dengan sang perwira.
Baca Juga: Resmi Ditahan, Misteri Tangisan Putri Candrawathi Dinilai Drama dan Playing Victim?
Kemudian dia pun mencoba untuk menyerahkan bukti kepada personel dengan pangkat Brigjen, namun hasilnya juga sama, mendapat penolakan akibat rasa takut.
“Saya sampaikan kepada Brigjen-nya, ‘Jangan bang, jangan ke saya. Abang mencelakakan saya.’ Lho kok orang ini takut kepada bukti?”, tuturnya.
Dia pun memaparkan saking merasa takut, bukti tersebut harus melalui proses yang cukup rumit untuk kemudian diterima di tangan penyidik.
“Jadi cara menyerahkan buktinya begini, dari handphone saya, pindahin dulu ke laptop yang tidak terkoneksi internet. Dari laptop, pindahin lagi pakai flashdisk ke laptopnya penyidik. Bayangkan tuh. Berarti tuduhan saya, ada mafia percaya enggak? Ada mafia itu,” bebernya.
Lebih lanjut lagi, merasa kerap mendapat penolakan, Kamaruddin Simanjuntak akhirnya memutuskan untuk menemui para perwira tinggi lain dengan pangkat Jenderal berbintang.
“Lalu saya menghadap ke bintang-bintang. Bintang satu, dua, tiga. Mereka ketakutan. Bahkan ada bintang tiga bilang begini ‘Abangnya aja terlalu berani. Kami aja takut kok’,” jelasnya.