Network
TERAS GORONTALO -- Kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Wowon alias Aki, Dede Solehudin dan Solihin alias Duloh, mengejutkan publik.
Selain membunuh. para korban diambil hartanya oleh Wowon cs, pelaku pembunuhan berantai, di 3 TKP.
Mirisnya, korban pembunuhan berantai mencapai 9 orang dan 3 di antaranya adalah istri dari Wowon.
Kali ini, polisi sedang melacak aset dari Wowon, yang ditaksir mencapai Rp1 miliar, hasil penipuan berkedok supranatural.
Dilansir Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol, Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut, polisi masih mendalami motif melalui melacak aset, apakah ada potensi motif lainnya oleh pelaku.
“Terkait dengan nominal, ataupun aset benda tidak bergerak, tentu pencocokan antara pembelian dengan perbuatan pidananya ini akan terlihat. Sebagai tracing asset. Namun secara teknis penyidik akan menyampaikan,” ujarnya.
“Untuk aset-aset juga akan dilakukan tracing aset oleh penyidik. Apabila memang motifnya ekonomi, karena harta orang lain ingin dikuasai, kemudian orang lain dibunuh, ini juga akan dilakukan tracing aset,” katanya.
Di sisi lain, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi berujar, polisi masih melakukan pendalaman terkait uang hasil penipuan pelaku Wowon cs, yang menyasar Pekerja Migran Indonesia (PMI)
Kabarnya, sejumlah perempuan PMI, telah ditipu oleh Wowon cs, bermodus dapat meggandakan uang, telah mencapai Rp1 miliar.
"erkait dana-dana, kita masih mendalami hasil keterangan tersangka ini kurang lebih satu miliar,” ujarnya.
Pelaku Dede, memiliki peran mengumpul uang hasil penipuan PMI perempuan, dengan menjanjikan bisa digandakan juga dapat rumah bagus.
“Tapi masih kami dalami lagi. Ini belum tuntas. Ini masih kita dalami, ini kan baru dua hari yang lalu. Penyidikan kami ini sifatnya berkesinambungan,” ujar Hengki.
Terkait PMI perempuan tersebut, memang telah ditemukan satu lagi korban dari Wowon yakni Siti. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Siti menagih hasil penggandaan uang tersebut dan dijawab oleh Wowon agar mengambilnya di Mataram.
Siti kemudian ditemani Noneng, ibu mertua Wowon, menuju Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat berada di kapal, Noneng disebut mendorong Siti ke laut di Surabaya.***
