Fitur ini akan diluncurkan bulan Mei mendatang dan diharapkan akan menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi media dan publik.
Namun, belum ada informasi detil mengenai jumlah uang yang mungkin dibebankan oleh agensi berita untuk setiap artikel yang diakses oleh pembaca.
Dikutip dari laman Reuters, Musk mengatakan bahwa Twitter tidak akan membebankan biaya langganan di 12 bulan pertama dan akan memotong 10% biaya berlangganan konten setelah tahun pertama.
Biaya berlangganan ini meliputi teks dengan format panjang dan video berdurasi berjam-jam.
Beberapa kantor berita seperti The New York Times dan The Wall Street Journal sudah lama menerapkan model berlangganan untuk konten mereka, tetapi mayoritas kantor berita masih belum menerapkan hal ini.
Dengan adanya tarif per artikel di Twitter, kantor berita bisa memperoleh pendapatan tambahan dari pengguna yang ingin membaca artikel mereka.***