“Iya, kak.”
Langkah mereka terlihat gontai saat tahu kejutan yang mereka siapkan justru gagal.
Ya, sebenarnya tidak akan gagal jika saja aku tidak mendengarkan bunyi motor itu. Tapi mereka tidak perlu tahu itu.
Saat mereka mendekat, aku tiba-tiba sadar ada kalimat yang mengganjal dari ucapan mereka tadi.
“Timmy, Tristan. Kalian kok bisa siapin kejutan kayak gini? Tau darimana kalo kak Trisha bakal datang?”
“Bukan Ayah aja yang punya mata-mata, kak, tapi kami juga. Jadi jawabannya ra-ha-sia.”
Mereka menjulurkan lidahnya sambil berlalu melewatiku. Meninggalkanku dalam kebingungan.
Jika Bunda saja tidak tahu, terus darimana si kembar bisa mendapatkan info perihal kedatanganku?.***