Selandia Baru Kucurkan 60 Miliar Untuk Warganya yang Mengalami Patah Hati

27 Maret 2023, 21:25 WIB
Selandia Baru Kucurkan 60 Miliar Untuk Warganya yang Mengalami Patah Hati /pixabay/

TERAS GORONTALO - Kampanye “Love Better” diluncurkan oleh Pemerintah New Zealand atau Selandia Baru.

Kampanye tersebut bertujuan membantu para generasi Z yang mengalami patah hati dan membantu mereka dalam menghadapi putus cinta.

Platform "Love Better” adalah kampanye pencegahan utama khusunya terhadap anak muda yang berbagi kisah nyata untuk membantu teman sebayanya yang mungkin mengalami pengalaman serupa. 

Baca Juga: Arti Mimpi Jatuh dari Ketinggian, Salah Satunya Tanda akan Menyerah

Kampanye tersebut akan menelan biaya NZ$ 6,4 juta ($4 juta) atau 60 miliar selama tiga tahun, dikembangkan bersama kaum muda, pakar kesehatan mental, dan pejabat pemerintah.

Tujuannya adalah untuk mendukung remaja dalam mengidentifikasi dan menghindari pelecehan, pada akhirnya belajar bagaimana mencintai dengan lebih baik. Move on dan menghadapi masa depan.

Dalam kampanye baru yang tidak biasa tersebut, Pemerintah Selandia Baru ingin membantu para remajanya pulih dari putus cinta dan membantu mereka beralih dari perpisahan dan hubungan yang rusak menjadi lebih baik. 

Baca Juga: Viral Oralit Diburu Karena Diklaim Menangkal Dehidrasi Saat Puasa, Kemenkes Buka Suara

Dilansir dari wionews.com, kampanye ini sudah muncul di berbagai media dan platform media sosial. Pemerintah Selandia Baru berharap warganya bisa diajak untuk melakukan praktik sehat dalam memproses perasaan mereka, meminimalkan rasa sakit putus cinta dari hubungan yang buruk serta mendorong para remaja untuk mendiskusikan pengalaman mereka setelah dicampakkan satu sama lain.

Penelitian 2022 mengatakan, hampir 80 persen dari remaja usia 16-24 tahun di negara tersebut telah menjalin hubungan dan 87 persennya mengalami kegagalan seperti merasakan sakit hati akibat putus cinta. Satu dari enam anak muda menghadapi emosional dan perkelahian fisik.

Bahkan 68 persen dari mereka juga mengatakan bahwa putus cinta membuat mereka menghadapi konsekuensi seperti depresi, perilaku seksual berisiko, kekerasan, kecemburuan, dan penguntitan.

Pemerintah Selandia Baru mengatakan hal ini bukan pertama kali yang dilakukan mereka.

Sebelumnya mereka pernah melakukan kampanye dalam kekerasan rumah tangga pada tahun 2021.

Diketahui Selandia Baru memiliki tingkat kekerasan keluarga dan seksual yang tinggi.

Priyanca Radhakrishnan, Menteri Asosiasi untuk Pembangunan Sosial dan Ketenagakerjaan, mengatakan ada 1.200 pemuda Selandia Baru yang disurvei dan mendapati bahwa mereka membutuhkan dukungan untuk menghadapi pengalaman awal cinta dan luka.***

Editor: Gian Limbanadi

Tags

Terkini

Terpopuler