Pertempuran Sievierodonetsk, Rusia Minta Ukraina untuk Meletakkan Senjata

- 15 Juni 2022, 12:56 WIB
Asap mengepul setelah serangan militer di kompleks Pabrik Kimia Azot Sievierodonetsk, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina 10 Juni 2022. Gambar diambil 10 Juni 2022. REUTERS/Oleksandr Ratushniak
Asap mengepul setelah serangan militer di kompleks Pabrik Kimia Azot Sievierodonetsk, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina 10 Juni 2022. Gambar diambil 10 Juni 2022. REUTERS/Oleksandr Ratushniak /

 TERAS GORONTALO - Belum lama ini, Rusia meminta Ukraina untuk meletakkan senjata dalam pertempuran Sievierodonetsk.

Permintaan Rusia itu, terinfromasi ada pasukan Ukraina yang bersembunyi di sebuah pabrik kimia di kota Sievierodonetsk.

Rusia meminta Ukraina untuk meletakkan senjata disampaikan pada Rabu pagi 15 Juni 2022.

Dikutip dari terasgorontalo dari reuters, Ukraina menyerukan peningkatan senjata berat Barat setelah Rusia mengerahkan sebagian besar senjatanya ke wilayah Donbas timur, sebuah topik yang diperkirakan akan menonjol pada pertemuan para menteri pertahanan NATO pada hari Rabu di Brussels.

Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak di samping tentara di dalam pabrik kimia Azot di mana pasukannya telah melawan pengeboman dan serangan Rusia selama berminggu-minggu yang telah menghancurkan sebagian besar Sievierodonetsk.

Pejuang harus "menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata" mulai pukul 8 pagi waktu Moskow (0500 GMT)," kata Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia kepada kantor berita Interfax.

Warga sipil akan dikeluarkan melalui koridor kemanusiaan, kata Mizintsev.

Pemboman Azot menggemakan pengepungan sebelumnya terhadap pabrik baja Azovstal di pelabuhan selatan Mariupol, tempat ratusan pejuang dan warga sipil berlindung dari penembakan Rusia. Mereka yang berada di dalam menyerah pada pertengahan Mei dan dibawa ke tahanan Rusia.

Penembakan di Azot begitu berat sehingga "orang tidak tahan lagi di tempat penampungan, kondisi psikologis mereka gelisah," kata gubernur regional Serhiy Gaidai dari Luhansk, salah satu dari dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama proksi separatis.

Halaman:

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x