Anjloknya populasi akan membuat pertumbuhan ekonomi Jepang mati. Jepang bahkan diisukan akan kehilangan separuh penduduknya dalam 75 tahun depan jika hal ini tidak segera ditangani, dan tak hanya Jepang, masalah serius yang sama juga sedang berlangsung di Korea Selatan dan China.
Dilansir dari Twitter @spectatorindex, jika Jepang akan anjlok dalam 75 tahun ke depan, sementara di Korea akan terjadi pada 50 tahun lebih cepat.
Meskipun lebih parah dari Jepang, kedua negara tersebut akan sama-sama menghadapi kiamat ekonomi jika tidak segera ditangani.
Setiap tahunnya Jepang mengalami penurunan penduduk. Di tahun 2010, populasi Jepang mencapai 127 juta jiwa, 126 juta jiwa di tahun 2015 dan 125 juta jiwa di tahun 2020, dan pada tahun 2022 angka tersebut turun dibawah 800.000 jiwa.
TFR atau total fertility rate (angka kesuburan total) adalah salah satu solusi yang akan diterapkan oleh suatu Negara untuk meningkatkan populasi, di atas 2.1 (jumlah anak yang dilahirkan) dan hal ini sudah dicanangkan pemerintah Jepang untuk penduduknya.
Namun, TFR yang diberlakukan oleh penduduk Jepang hanya 1.3, yang jauh dari batas minimal TFR. Korea Selatan juga menerapkan jumlah yang sangat sedikit dari Jepang, yaitu sekitar 0.8. Ini dikarenakan warga Jepang dan Korea Selatan menganut childfree.***