TERAS GORONTALO – Ada sebuah tungau berkaki delapan yang bisa hidup dan berkembang dalam pori-pori, ia hidup di kulit wajah, rambut dan juga puting susu.
Demodex folliculorum atau tungau berkaki delapan ini, bisa hidup dan berkembang biak di wajah, rambut dan puting susu saat manusia sedang tidur.
Tak hanya tinggal di wajah, rambut dan putting susu, namun tungau berkaki delapan juga melakukan hubungan seks.
Nama dari tungau berkaki delapan yang tinggal di wajah, rambut dan puting susu ini bernama Demodex folliculorum.
Baca Juga: Ternyata Elon Musk Masih Punya Putra Lain, Xavier Alexander Musk Bukan Anak Pertama
fakta mengejutkan adalah tungau berkaki delapan ini dibawa oleh hampir setiap manusia.
Mereka hidup di wajah, rambut dan puting susu, serta bergerak di antara folikel mencari pasangan.
Para peneliti telah mengurutkan genom tungau untuk pertama kalinya, temuan mereka menunjukkan perkawinan sedarah menyebabkan mereka melepaskan gen dan sel
Para ahli mengatakan tungau berkaki delapan ini bisa menjadi satu dengan manusia
Seperti dikutip Teras Gorontalo dari dailymail 22 Juni 2022, fakta dari tungau berkaki delapan yang berhubungan seks di wajah dan puting susu ini terdengar mengerikan.
Baca Juga: Vakum 6 Tahun, Lagu Baru Beyonce ‘Break My Soul’ Pecah, Penggemar Antusias dengan Album Renaissance
Tungau Demodex folliculorum dibawa oleh hampir setiap manusia di wajah, bulu mata, dan puting susu, bergerak di antara folikel mencari pasangan.
Para peneliti dari University of Reading telah mengurutkan genom tungau berkaki delapan ini untuk pertama kalinya.
Tim mengatakan bahwa tungau berkaki delapan bergerak menuju transisi dari parasit eksternal ke simbion internal yang hidup di dalam kita.
Tungau berukuran hanya 0,01 inci (0,3 mm), dan ditularkan selama kelahiran.
Dalam studi, para peneliti mulai menjelaskan kebiasaan kawin tungau berkaki delapan ini yang terbilang aneh aneh.
Baca Juga: Putra Elon Musk Jadi Lady Boy, 7 Fakta Mengejutkan Tentang Xavier Alexander Musk
Mereka punya ciri-ciri tubuh dan masa depan evolusioner tersendiri.
Dr Alejandra Perotti, yang ikut memimpin penelitian, mengatakan: "Kami menemukan tungau ini memiliki susunan gen bagian tubuh yang berbeda dengan spesies serupa lainnya karena mereka beradaptasi dengan kehidupan terlindung di dalam pori-pori.
Tungau ini bisa bertahan karena mereka hidup dalam keberadaan yang terisolasi, tanpa paparan ancaman eksternal.
Untuk alasan ini, tungau melepaskan gen dan sel yang tidak perlu, dan bertahan hidup dengan jumlah protein minimum, menurut para peneliti.
Cara kawin tungau berkaki delapan ini aneh karena susunan gennya yang unik.
Dimana jantan memiliki penis yang menonjol ke atas, artinya mereka harus menempatkan diri di bawah betina, sementara keduanya menempel di rambut manusia.
Salah satu gen mereka telah terbalik, memberi mereka susunan pelengkap mulut yang menonjol untuk mengumpulkan makanan.
Ini juga membantu kelangsungan hidup mereka di usia muda, menurut para peneliti.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa tungau berkaki delapan ini tidak memiliki anus, dan kotoran selama masa hidup mereka terakumulasi sebelum dilepaskan ketika mereka mati.
Kehadiran tungau berkaki delapan ini telah disalahkan untuk beberapa kondisi kulit dan mata, termasuk rosacea dan blepharitis.
Secara keseluruhan, para peneliti mengatakan ini dapat menyebabkan tungau menjadi simbion, dan memperingatkan mereka bisa berada di jalur untuk 'jalan buntu evolusioner'.
Dr Henk Braig, mengatakan banyak hal yang terjadi pada manusia akibat adanya tungau berkaki delapan ini, misalnya ada gangguan dalam kondisi rambut, kulit dan putting susu seseorang.
Asosiasi panjang dengan manusia mungkin menunjukkan bahwa mereka juga dapat memiliki peran bermanfaat yang sederhana namun penting, misalnya, dalam menjaga pori-pori di wajah kita tetap terbuka.
itulah fakta serta bentuk dari Demodex folliculorum atau tungau berkaki delapan yang hidup di kulit wajah, rambut dan puting susu dan dibawa oleh hampir setiap manusia.***