Lumpuh Otak, Mengenal Penyakit Cerebral Palsy, Banyak Menyerang Anak di Indonesia

27 Juni 2022, 12:48 WIB
Lumpuh Otak, Mengenal Penyakit Cerebral Palsy, Banyak Menyerang Anak di Indonesia /Pexels /Anna Shvets

TERAS GORONTALO - Seorang ibu rela berjalan melakukan aksi damai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Mahkamah Konstitusi (MK) demi mendapatkan pertolongan untuk anaknya yang  menderita penyakit cerebral palsy atau lumpuh otak.

Ibu Santi namanya, memiliki seorang putri bernama Pika, yang didiagnosis mengidap penyakit cerebral palsy atau lumpuh otak, dan sudah berjuang meminta agar ganja medis dilegalkan, sejak tahun 2020 silam.

Nah, apa sebenarnya cerebral lalsy atau lumpuh otak ini?

Dilansir TerasGorontalo.com dari WebMD, cerebral palsy atau lumpuh otak adalah suatu penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh.

Baca Juga: Viral! Bertemu dengan Andien, Wanita Ini Menangis, Meminta Ganja Medis untuk Anaknya

Pada tingkat yang paling parah, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dan penderitanya akan memerlukan alat khusus untuk beraktivitas.

Tidak hanya itu saja, penyakit ini juga dapat mengakibatkan penderitanya tidak mampu untuk berjalan, sehingga akan memerlukan perawatan seumur hidupnya.

Kerusakan yang ditimbulkan pada otak oleh penyakit cerebral palsy ini ternyata bersifat permanen, dan tidak bisa disembuhkan.

Namun demikian, masih ada perawatan yang dapat dilakukan untuk membantu penderitanya dalam meningkatkan fungsi saraf yang mengatur gerakan otot tubuh.

Penyebab cerebral palsy ini bisa dikarenakan adanya gangguan pada perkembangan otak anak, yang juga menimbulkan gangguan pada pergerakan dan postur tubuhnya, serta dapat juga mengganggu tingkat kecerdasan sang anak.

Cerebral palsy ini umumnya terjadi selama masa kehamilan, di mana ada kemungkinan terjadi gangguan pada perkembangan otak si bayi saat masih berada dalam kandungan, atau bisa juga terjadi pasca persalinan atau setelah bayi lahir.

Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama proses persalinan, atau kelahiran sungsang, atau ternjadinya radang pada otak (ensefalitis) atau selaput otak (meningitis), serta cedera pada kepala seperti dalam kasus shaken baby syndrome (terjadi akibat kecelakaan),  juga bisa menjadi salah satu penyebab penyakit ini.

Adapun gejala cerebral palsy ini di antaranya:

1. Gangguan pada pergerakan dan koordinasi, seperti contoh :

- Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh saja

- Kesulitan untuk melakukan gerakan yang tepat

- Gaya berjalan menjadi tidak normal

- Otot terasa kaku atau malah sangat lunglai

- Adanya kekakuan pada sendi dan tidak sepenuhnya terbuka (kontraktur sendi)

- Sering terjadi tremor pada bagian wajah, lengan atau anggota tubuh lainnya

- Seringnya tubuh menggeliat secara tidak terkontrol

2. Penderita cerebral palsy biasanya akan mengalami kesulitan saat berbicara dan makan. Hal ini ditandai dengan :

- Kesulitan saat menelan (disfagia)

- Kesulitan saat mengisap dan mengunyah

- Sering mengeluarkan air liur

- Gangguan berbicara (disartria)

3. Mengalami gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Umumnya gejala yang muncul antara lain :

- Gangguan kecerdasan

- Gangguan belajar

- Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak, seperti duduk, merangkak atau berguling

- Terhambatnya pertumbuhan anggota tubuh sehingga akan mengakibatkan ukurannya menjadi lebih kecil dibandingkan ukuran normal.

4. Terjadinya gangguan pada system saraf, yang ditandai dengan :

-  Kejang (epilepsi)

- Gangguan penglihatan

- Gangguan pendengaran

- Kurangnya respon terhadap rasa nyeri atau sentuhan

- Mengalami gangguan emosional dan perilaku

- Sulitnya menahan keinginan untuk buang air kecil (inkontinensia urine)

Sampai saat ini, belum ada jenis pengobatan yang pasti terkait penyakit Cerebral Palsy ini. Akan tetapi, ada beberapa metode yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kemampuan penderita agar dapat melakukan aktivitas secara mandiri, di antaranya :

1. Penggunaan obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri atau melemaskan otot penderita yang telah kaku, agar dapat lebih leluasa bergerak. Jenis obat yang digunakan juga tergantung pada luasnya kekakuan otot.

2. Melakukan terapi yakni :

- Fisioterapi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dan kekutan otot.

- Terapi okupasi yang bertujuan untuk membantu pasien mengatasi kesulitannya saat melakukan aktivitas sehari-hari.

- Terapi bicara yang diperuntukkan bagi penderita Cerebral Palsy yang mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

3. Melakukan prosedur operasi jika diperlukan, atau apabila kekakuan otot telah menimbulkan kelainan pada tulang. Operasi yang dapat dilakukan dalam kasus ini antara lain :

- Bedah ortopedi, yang bertujuan untuk mengembalikan sturktur tulang dan sendi ke posisi yang benar.

- Selective dorsal rhizotomy (SDR), yang dilakukan apabila prosedur lain tidak mampu untuk mengatasi nyeri dan kekakuan otot. Karena dalam prosedur ini, akan dilakukan pemotongan pada salah satu saraf sensorik di sumsum tulang belakang.

Perlu diketahui apabila Cerebral Palsy ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, makan akan menimbulkan komplikasi sebegai berikut :

1. Otot kaku

2. Otot mengecil (atrofi)

3. Radang pada tulang (osteoarthritis)

4. Tulang belakang melengkung (skoliosis)

5. Rendahnya kepadatan tulang (osteoporosis)

6. Timbulnya penyakit paru-paru, seperti pneumonia

7. Tubuh akan mengalami kekurangan nutrisi

8. Luka tekan (ulkus dekubitus)

9. Terjadi infeksi pada kandung kemih

10. Kerusakan pada kulit

11. Gangguan tidur

12. Sembelit

Meski mulai banyak kasus penderita cerebral palsy yang ditemukan di Indonesia dan beberapa di antaranya tidak diketahui penyebab pastinya, namun penyakit ini masih dapat dikurangi resikonya dengan melakukan upaya-upaya berikut :

1. Melakukan perencanaan kehamilan secara menyeluruh

2. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala

3. Menaati peraturan lalu lintas agar terhindar dari kecelakaan saat berkendara

4. Menghindari kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol saat hamil

5. Tidak menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif lainnya.

Demikian sedikit ilmu yang bisa dibagikan terkait penyakit cerebral palsy atau lumpuh otak ini. Semoga apa yang disampaikan ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca setia TerasGorontalo.com.***

 

 

Editor: Sitti Marlina Idrus

Sumber: WebMD

Tags

Terkini

Terpopuler