1 Desember Hari AIDS Sedunia, Kenapa HIV Belum Ada Obatnya?

1 Desember 2022, 13:27 WIB
1 Desember Hari AIDS Sedunia, Kenapa HIV Belum Ada Obatnya?//Tangkapan layar kok bisa /

 

TERAS GORONTALO - Hari ini 1 Desember, diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Epidemi paling mematikan yang disebabkan virus HIV.  

Tahun 1980, memiliki sejarah besar untuk umat manusia dan perkembangan ilmu kedokteran.

Kita berhasil memusnahkan penyakit cacar yang telah membunuh ratusan juta orang sejak zaman mesir kuno. 

Namun pada bulan Juni 1981, muncul penyakit yang menyebabkan kerusakan imun.

Baca Juga: Poligami Solusi Mencegah HIV AIDS, Kang Emil Justru Tidak Sependapat dengan Wagub dan Bilang Begini

Dimana pada akhir tahun 1981, ada 337 laporan kasus dan 130 penderita meninggal dunia.

Hari ini, kerusakan imun yang dikenal sebagai penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), telah menelan 40 juta korban jiwa. 

Disaat teknologi kedokteran sudah semakin maju, umat manusia dengan cepat mampu menciptakan vaksin untuk mengatasi virus Corona, tetapi kenapa belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan HIV AIDS.

Pertanyaannya, kenapa sangat sulit untuk membuat obat yang mampu menyembuhkan penyakit HIV AIDS?

Baca Juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Sarankan Poligami Untuk Solusi Atasi HIV/AIDS

Melansir dari kanal YouTube Kok Bisa, sederhananya, virus yang menyerang sel imun ini, sangat hebat dalam bersembunyi dan bermutasi sehingga sulit untuk dimusnahkan.

Sel imun manusia, memiliki beragam jenis. Mereka seperti pasukan perang, berkerja sama untuk melawan kuman jahat yang ada ditubuh manusia. 

Salah satu sel imun, sel T, berfungsi seperti komandan pasukan yang tugasnya menggerakkan sel imun lain untuk menyerang lawan. 

Sel imun T inilah yang diserang oleh HIV. Membuat sel imun lain kehilangan komandan, membuat mereka tidak tahu harus berbuat apa. 

Baca Juga: 5 Tahun Gilir Puluhan Santriwati, Ustaz Herry dan Korban Wajib Tes Penyakit Kelamin Hingga HIV/AIDS  

Ibarat kena sergap, sel imun lainnya akan mudah diserang oleh kuman-kuman jahat. Membuat tubuh rentan terhadap penyakit. 

Tetapi, bagaimana cara HIV menyerang sel imun T?

Sederhananya, ibarat memiliki kunci yang pas, HIV dapat masuk ke sel imun T.

HIV kemudian membajak sel imun dan menyelipkan 'resep' genetiknya sendiri. Beranak-pinak disana yang membuat sel T jadi rusak. 

Itulah mengapa, penderita HIV bisa sakit para hanya karena penyakit batuk atau pilek.

Sebenarnya, tidak semua penderita HIV sakit-sakitan. Karena infeksi HIV sendiri punya tiga tahap yakni, ringan, sedang, dan berat, yang kita kenal sebagai AIDS. 

Banyak penderita HIV yang hidup normal berkat obat HIV yang mencegah virus untuk terus bertambah banyak didalam tubuh bernama Antiretroviral Therapy (ART). 

Sayangnya obat ART tidak benar-benar menghilangkan HIV. HIV yang telah menyelipkan 'resep' genetiknya didalam sel imun bisa diam-diam kembali menyerang. 

Dan, yang membuat HIV sulit diobati, virus ini terus bermutasi serta terus membuat varian baru menjadikan obat yang diminum terus berganti dan harus diminum seumur hidup.

Meski mengerikan, kita tidak boleh kalah untuk melawan HIV dan harus terus mengembangkan obatnya.

Sudah ada beberapa orang yang diketahui berhasil sembuh sepenuhnya dari HIV berkat transplantasi sel punca.

Para ahli medis juga telah menemukan senjata baru untuk melawan HIV, yakni vaksin berbasis mRNA.

Simpelnya, vaksin mRNA membantu sel imun lain untuk mengenal HIV. Cara kerjanya seperti guru yang mengajarkan sel imun lain untuk mengenali ciri-ciri HIV. 

Sel imun sejatinya dapat terus berkembang untuk melawan berbagai penyakit. Hanya saja sel imun butuh diajarin cara untuk melawan 'musuh' baru. Disini fungsi vaksin.

Melissa J Moore, ahli biokimia, kepala ilmuwan di Moderna mengatakan, vaksin jenis mRNA adalah obat masa depan.

Para ilmuwan terus berusaha untuk mengembangkan obat yang dapat menyembuhkan HIV AIDS. 

Untuk membantu mereka, setidaknya kita perlu meluruskan mitos-mitos mengenai HIV AIDS agar penderita memiliki semangat untuk berobat.

Harus dipahami, kalau HIV tidak menular melalui sentuhan atau pelukan, alat makan dan minum atau perantara lainnya, juga tidak menular melalui gigitan serangga.

HIV menular melalui jarum infus yang terinfeksi, hubungan seksual tanpa pengaman, dan melalui darah. 

Itulah mengapa, kebanyakan penderita HIV AIDS adalah pengguna narkoba dan PSK. Tetapi tidak semua demikian. 

Untuk itu, mari merawat diri dengan menjauhi narkoba serta seks bebas bebas, seorang ibu yang terjangkit HIV AIDS dapat menularkan ke anaknya.***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: YouTube Kok Bisa

Tags

Terkini

Terpopuler